Sunday, August 21, 2011

Pengertian Belajar

Jika menelaah literatur psikologi, kita akan menemukan banyak teori belajar yang bersumber dari aliran-aliran psikologi. Dalam tautan di bawah ini akan dikemukakan empat jenis teori belajar, yaitu: (A) teori behaviorisme; (B) teori belajar kognitif menurut Piaget; (C) teori pemrosesan informasi dari Gagne, dan (D) teori belajar gestalt.

A. Teori Behaviorisme
Behaviorisme merupakan salah aliran psikologi yang memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek – aspek mental. Dengan kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu belajar. Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu.
Beberapa hukum belajar yang dihasilkan dari pendekatan behaviorisme ini, diantaranya :
1. Connectionism ( S-R Bond) menurut Thorndike.
Dari eksperimen yang dilakukan Thorndike terhadap kucing menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya:
  1. Law of Effect; artinya bahwa jika sebuah respons menghasilkan efek yang memuaskan, maka hubungan Stimulus - Respons akan semakin kuat. Sebaliknya, semakin tidak memuaskan efek yang dicapai respons, maka semakin lemah pula hubungan yang terjadi antara Stimulus- Respons.
  2. Law of Readiness; artinya bahwa kesiapan mengacu pada asumsi bahwa kepuasan organisme itu berasal dari pemdayagunaan satuan pengantar (conduction unit), dimana unit-unit ini menimbulkan kecenderungan yang mendorong organisme untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu.
  3. Law of Exercise; artinya bahwa hubungan antara Stimulus dengan Respons akan semakin bertambah erat, jika sering dilatih dan akan semakin berkurang apabila jarang atau tidak dilatih.
2. Classical Conditioning menurut Ivan Pavlov
Dari eksperimen yang dilakukan Pavlov terhadap seekor anjing menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya :
  1. Law of Respondent Conditioning yakni hukum pembiasaan yang dituntut. Jika dua macam stimulus dihadirkan secara simultan (yang salah satunya berfungsi sebagai reinforcer), maka refleks dan stimulus lainnya akan meningkat.
  2. Law of Respondent Extinction yakni hukum pemusnahan yang dituntut. Jika refleks yang sudah diperkuat melalui Respondent conditioning itu didatangkan kembali tanpa menghadirkan reinforcer, maka kekuatannya akan menurun.
3. Operant Conditioning menurut B.F. Skinner
Dari eksperimen yang dilakukan B.F. Skinner terhadap tikus dan selanjutnya terhadap burung merpati menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya :
  1. Law of operant conditining yaitu jika timbulnya perilaku diiringi dengan stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan meningkat.
  2. Law of operant extinction yaitu jika timbulnya perilaku operant telah diperkuat melalui proses conditioning itu tidak diiringi stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan menurun bahkan musnah.
Reber (Muhibin Syah, 2003) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan operant adalah sejumlah perilaku yang membawa efek yang sama terhadap lingkungan. Respons dalam operant conditioning terjadi tanpa didahului oleh stimulus, melainkan oleh efek yang ditimbulkan oleh reinforcer. Reinforcer itu sendiri pada dasarnya adalah stimulus yang meningkatkan kemungkinan timbulnya sejumlah respons tertentu, namun tidak sengaja diadakan sebagai pasangan stimulus lainnya seperti dalam classical conditioning.
4. Social Learning menurut Albert Bandura
Teori belajar sosial atau disebut juga teori observational learning adalah sebuah teori belajar yang relatif masih baru dibandingkan dengan teori-teori belajar lainnya. Berbeda dengan penganut Behaviorisme lainnya, Bandura memandang Perilaku individu tidak semata-mata refleks otomatis atas stimulus (S-R Bond), melainkan juga akibat reaksi yang timbul sebagai hasil interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif individu itu sendiri. Prinsip dasar belajar menurut teori ini, bahwa yang dipelajari individu terutama dalam belajar sosial dan moral terjadi melalui peniruan (imitation) dan penyajian contoh perilaku (modeling). Teori ini juga masih memandang pentingnya conditioning. Melalui pemberian reward dan punishment, seorang individu akan berfikir dan memutuskan perilaku sosial mana yang perlu dilakukan.
Sebetulnya masih banyak tokoh-tokoh lain yang mengembangkan teori belajar behavioristik ini, seperti : Watson yang menghasilkan prinsip kekerapan dan prinsip kebaruan, Guthrie dengan teorinya yang disebut Contiguity Theory yang menghasilkan Metode Ambang (the treshold method), metode meletihkan (The Fatigue Method) dan Metode rangsangan tak serasi (The Incompatible Response Method), Miller dan Dollard dengan teori pengurangan dorongan.

B. Teori Belajar Kognitif menurut Piaget
Piaget merupakan salah seorang tokoh yang disebut-sebut sebagai pelopor aliran konstruktivisme. Salah satu sumbangan pemikirannya yang banyak digunakan sebagai rujukan untuk memahami perkembangan kognitif individu yaitu teori tentang tahapan perkembangan individu. Menurut Piaget bahwa perkembangan kognitif individu meliputi empat tahap yaitu : (1) sensory motor; (2) pre operational; (3) concrete operational dan (4) formal operational. Pemikiran lain dari Piaget tentang proses rekonstruksi pengetahuan individu yaitu asimilasi dan akomodasi. James Atherton (2005) menyebutkan bahwa asisimilasi adalah “the process by which a person takes material into their mind from the environment, which may mean changing the evidence of their senses to make it fit” dan akomodasi adalah “the difference made to one’s mind or concepts by the process of assimilation”
Dikemukakannya pula, bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan.
Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah :
  1. Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak.
  2. Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya.
  3. Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.
  4. Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.
  5. Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-temanya.
C. Teori Pemrosesan Informasi dari Robert Gagne
Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari pembelajaran. Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisi-kondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran.
Menurut Gagne tahapan proses pembelajaran meliputi delapan fase yaitu, (1) motivasi; (2) pemahaman; (3) pemerolehan; (4) penyimpanan; (5) ingatan kembali; (6) generalisasi; (7) perlakuan dan (8) umpan balik.

D. Teori Belajar Gestalt
Gestalt berasal dari bahasa Jerman yang mempunyai padanan arti sebagai “bentuk atau konfigurasi”. Pokok pandangan Gestalt adalah bahwa obyek atau peristiwa tertentu akan dipandang sebagai sesuatu keseluruhan yang terorganisasikan. Menurut Koffka dan Kohler, ada tujuh prinsip organisasi yang terpenting yaitu :
  1. Hubungan bentuk dan latar (figure and gound relationship); yaitu menganggap bahwa setiap bidang pengamatan dapat dibagi dua yaitu figure (bentuk) dan latar belakang. Penampilan suatu obyek seperti ukuran, potongan, warna dan sebagainya membedakan figure dari latar belakang. Bila figure dan latar bersifat samar-samar, maka akan terjadi kekaburan penafsiran antara latar dan figure.
  2. Kedekatan (proxmity); bahwa unsur-unsur yang saling berdekatan (baik waktu maupun ruang) dalam bidang pengamatan akan dipandang sebagai satu bentuk tertentu.
  3. Kesamaan (similarity); bahwa sesuatu yang memiliki kesamaan cenderung akan dipandang sebagai suatu obyek yang saling memiliki.
  4. Arah bersama (common direction); bahwa unsur-unsur bidang pengamatan yang berada dalam arah yang sama cenderung akan dipersepsi sebagi suatu figure atau bentuk tertentu.
  5. Kesederhanaan (simplicity); bahwa orang cenderung menata bidang pengamatannya bentuk yang sederhana, penampilan reguler dan cenderung membentuk keseluruhan yang baik berdasarkan susunan simetris dan keteraturan; dan
  6. Ketertutupan (closure) bahwa orang cenderung akan mengisi kekosongan suatu pola obyek atau pengamatan yang tidak lengkap.
Terdapat empat asumsi yang mendasari pandangan Gestalt, yaitu:
  1. Perilaku “Molar“ hendaknya banyak dipelajari dibandingkan dengan perilaku “Molecular”. Perilaku “Molecular” adalah perilaku dalam bentuk kontraksi otot atau keluarnya kelenjar, sedangkan perilaku “Molar” adalah perilaku dalam keterkaitan dengan lingkungan luar. Berlari, berjalan, mengikuti kuliah, bermain sepakbola adalah beberapa perilaku “Molar”. Perilaku “Molar” lebih mempunyai makna dibanding dengan perilaku “Molecular”.
  2. Hal yang penting dalam mempelajari perilaku ialah membedakan antara lingkungan geografis dengan lingkungan behavioral. Lingkungan geografis adalah lingkungan yang sebenarnya ada, sedangkan lingkungan behavioral merujuk pada sesuatu yang nampak. Misalnya, gunung yang nampak dari jauh seolah-olah sesuatu yang indah. (lingkungan behavioral), padahal kenyataannya merupakan suatu lingkungan yang penuh dengan hutan yang lebat (lingkungan geografis).
  3. Organisme tidak mereaksi terhadap rangsangan lokal atau unsur atau suatu bagian peristiwa, akan tetapi mereaksi terhadap keseluruhan obyek atau peristiwa. Misalnya, adanya penamaan kumpulan bintang, seperti : sagitarius, virgo, pisces, gemini dan sebagainya adalah contoh dari prinsip ini. Contoh lain, gumpalan awan tampak seperti gunung atau binatang tertentu.
  4. Pemberian makna terhadap suatu rangsangan sensoris adalah merupakan suatu proses yang dinamis dan bukan sebagai suatu reaksi yang statis. Proses pengamatan merupakan suatu proses yang dinamis dalam memberikan tafsiran terhadap rangsangan yang diterima.
Aplikasi teori Gestalt dalam proses pembelajaran antara lain :
  1. Pengalaman tilikan (insight); bahwa tilikan memegang peranan yang penting dalam perilaku. Dalam proses pembelajaran, hendaknya peserta didik memiliki kemampuan tilikan yaitu kemampuan mengenal keterkaitan unsur-unsur dalam suatu obyek atau peristiwa.
  2. Pembelajaran yang bermakna (meaningful learning); kebermaknaan unsur-unsur yang terkait akan menunjang pembentukan tilikan dalam proses pembelajaran. Makin jelas makna hubungan suatu unsur akan makin efektif sesuatu yang dipelajari. Hal ini sangat penting dalam kegiatan pemecahan masalah, khususnya dalam identifikasi masalah dan pengembangan alternatif pemecahannya. Hal-hal yang dipelajari peserta didik hendaknya memiliki makna yang jelas dan logis dengan proses kehidupannya.
  3. Perilaku bertujuan (pusposive behavior); bahwa perilaku terarah pada tujuan. Perilaku bukan hanya terjadi akibat hubungan stimulus-respons, tetapi ada keterkaitannya dengan dengan tujuan yang ingin dicapai. Proses pembelajaran akan berjalan efektif jika peserta didik mengenal tujuan yang ingin dicapainya. Oleh karena itu, guru hendaknya menyadari tujuan sebagai arah aktivitas pengajaran dan membantu peserta didik dalam memahami tujuannya.
  4. Prinsip ruang hidup (life space); bahwa perilaku individu memiliki keterkaitan dengan lingkungan dimana ia berada. Oleh karena itu, materi yang diajarkan hendaknya memiliki keterkaitan dengan situasi dan kondisi lingkungan kehidupan peserta didik.
  5. Transfer dalam Belajar; yaitu pemindahan pola-pola perilaku dalam situasi pembelajaran tertentu ke situasi lain. Menurut pandangan Gestalt, transfer belajar terjadi dengan jalan melepaskan pengertian obyek dari suatu konfigurasi dalam situasi tertentu untuk kemudian menempatkan dalam situasi konfigurasi lain dalam tata-susunan yang tepat. Judd menekankan pentingnya penangkapan prinsip-prinsip pokok yang luas dalam pembelajaran dan kemudian menyusun ketentuan-ketentuan umum (generalisasi). Transfer belajar akan terjadi apabila peserta didik telah menangkap prinsip-prinsip pokok dari suatu persoalan dan menemukan generalisasi untuk kemudian digunakan dalam memecahkan masalah dalam situasi lain. Oleh karena itu, guru hendaknya dapat membantu peserta didik untuk menguasai prinsip-prinsip pokok dari materi yang diajarkannya.

Hp Nokia C2-06, Ponsel Slide Touch Dan Dual SIM

Hp Nokia C2-06, ponsel dengan desain slide touch serta didukung dengan jaringan dual On GSM. Penasaran?
Berikut review dan spesifikasinya dari Hp Nokia C2-06.

Nokia Mobile telah meluncurkan ponsel terbarunya dengan seri C2-06, dan untuk pertama kalinya Nokia mendukung jaringan dual SIM GSM, namun belum bisa terbukti kedua-duanya bisa aktif sekaligus atau tidak. Tapi yang jelas, ponsel ini masuk kedalam golongan low-end slider dengan layar sentuh resistif dan keypad slide-out.
C2-06 memiliki dimensi berukuran 103 x 51.4 x 17 mm dan layar berbasis TFT QVGA serta dapat mentransfer dat melalui Bluetooth ataupun USB.


Nokia C2-06
Sedangkan untuk fitur yang telah ditanam dalam ponsel ini ialah Kamera 2MP, Aido Jack 3.5mm, dan ada pula shortcut Ovi Maps, yang besar kemungkinan tidak ada penerima GPS khusus, Karena C2-06 ini merupakan ponsel 2G saja dan tidak memiliki koneksi WiFi, mengingat ponsel ini termasuk kedalam golongan low-end, dan tidak sama seperti dua touch lainnya ataupun saudara-saudaranya.
Harga hp Nokia C2-06 bekisar Rp. 899.000,- , dan  akan segera beredar di pasaran.
Berikut ini akan kami sajikan spesifikasi dari Hp Nokia C2-06.
Spesifikasi Hp Nokia C2-06 :

Jaringan:
  • Dual On GSM
Layar :
  • TFT QVGA resisitive Touchscreen
  • Colors 56ribu warna
Kamera :
  • VGA 2.0 MP
  • Resolusi 1600 X1200 piksel
Messaging :
  • SMS
  • MMS
  • T9 text
Fitur :
  • Bluetooth v2.1 A2DP
  • Audio Player
  • Audio Jack 3.5mm
  • Video Recording
  • USB  microUSB v2.o
Browser :
  • Email
  • Internet Browsing
  • Ovi Maps
Baterai :
  • Standart Lithium ion

Hp Nokia C2-03 Ponsel Layar Sentuh dan Double Card dari Nokia

Hp Nokia C2-03 merupakan ponsel yang hadir dengan desain layar sentuh (touchscreen) yang didukung dengan dual SIM. Berikut ini review dan spesifikasi dari hp Nokia c2-03.
Nokia C2-03 memiliki fitur yang hampir sama dengan Nokia C2-06, hanya saja kedua ponsel ini di desain dengan tampilan warna yang berbeda. Karena Nokia Maps versi terbaru kini merupakan sesuatu yang baru dari Nokia C2-03 ini.



Hp Nokia C2-03
Ponsel ini juga memiliki fitur Easy Swap yang memudahkan pengguna untuk memasang dan melepas kartu SIM tanpa harus menon-aktifkan ponsel. Selain fitur tersebut, Nokia C2-03 juga memiliki fitur-fitur andalan seperti, Kamera 2MP, Radio FM, MP3 Player, dan Nokia Maps terbaru.
Untuk keterangan lebih lanjut, dibawah ini telah kami persiapkan spesifikasi dari hp Nokia C2-03. Berikut Spesifikasinya.
Spesifikasi Nokia C2-03:
Jaringan:
  • GSM 900 / 1800 – SIM1SIM 2
  • GSM 850 / 1900 – SIM1 & SIM 2
Dimensi:
  • Ukuran 103 x 51.4 x 17 mm
  • Bobot: 115 gram
Layar:
  • Ukuran 2.6 inchi
  • TFT resistive touchscreen 56K colors, 240 x 320 pixels
  • Handwriting recognition
Kamera:
  • Resolusi 2 MP, 1600×1200
  • Video QCIF@15fps
Memori:
  • Internal 10 MB,
  • Eksternal microSD up to 32GB, 2GB included
Konektivitas:
  • Bluetooth v2.1 with A2DP
  • microUSB v2.0;
  • Java: MIDP 2.1
Messaging:
  • SMS
  • MMS
  • Email
  • Push Email
Browser:
  • WAP 2.0/xHTML
Fitur Lain:
  • Easy Swap SIM
  • Radio FM
  • MP4/H.264/H.263 player
  • MP3/AAC/WAV player
  • Organizer
  • FlashLite support
  • Voice memo
  • Predictive
  • Text input
  • Jack audio 3.5 mm
Baterai:
  • Standart Li-Ion 1020 mAh (BL-5C)
Harga Nokia C2-03 ini enggak mahal kok, cuma dengan mengeluarkan uang sebesar Rp 900.000,- Anda sudah bisa memiliki hp Nokia C2-03 ini.

Sunday, August 14, 2011

Sejarah Berdirinya AC Milan

AC MILAN

Sejarah AC Milan dibuka pada 16 Desember 1899. Milan harus berterimakasih pada 3 orang Inggris : Herbert Kilpin, Allison, dan Davies yang beride cemerlang untuk mendirikan AC Milan Football Club. Sayang, tiga sekawan itu tak punya cukup uang untuk merealisasikan ide mereka. Maka, dirangkullah Alfred Edwards dan Mr. Barnetts yang cukup kaya untuk mendirikan klub terbaik di dunia. Milan pun resmi berdiri dengan nama Milan Cricket and Football Club. Penambahan olahraga cricket ini lantaran Edwards yang terpilih sebagai presiden pertama punya misi memperkenalkan cricket selain sepakbola.

Tak lama kemudian, Milan mendaftarkan diri ke Italian Football Federation agar bisa ambil bagian dalam turnamen resmi. Debut pertama diawali dengan kemenangan 2-0 melawan Mediolanum, klub yang juga berasal dari Milan. Sebelas pemain yang diturunkan pada partai itu, kini tercatat dalam sejarah dengan tinta emas : Hoode, Cignaghi, Torreta, Lees, Kilpin, Valerio, Dubini, Davies, Neville, Allison, dan Formenti. Sang pelopor, Kilpin menjadi kapten sekaligus manajer pemain.
Milan berhasil menggondol scudetto pertamanya pada tahun 1901. Ini termasuk rekor besar karena Rossoneri sukses mematahkan dominasi Genoa yang sejak liga digelar musim 1897-98 menjadi juara tiga kali berturut-turut. Usai mencatat scudetto mereka yang ketiga pada tahun 1907, Milan mengalami penurunan prestasi. Hal ini disebabkan karena terjadi perpecahan di tubuh Milan. Sebabnya tak lain karena sebagian tim mendirikan klub tandingan sebagai wujud rasa protes mereka lantaran Milan membatasi keanggotaannya (pada awal berdiri, Milan hanya menerima pemain Italia dan Inggris saja). Milan pun pecah, sebagian anggota yang menyatakan keluar mendirikan Internazionale Football Club Milano pada 9 Maret 1908.

Sunday, August 7, 2011

Perkembangan Fisika

Fisika (Bahasa Yunani: φυσικός (physikos), "alamiah", dan φύσις (physis), "Alam") adalah sains atau ilmu tentang alam dalam makna yang terluas. Fisika mempelajari gejala alam yang tidak hidup atau materi dalam lingkup ruang dan waktu. Para fisikawan atau ahli fisika mempelajari perilaku dan sifat materi dalam bidang yang sangat beragam, mulai dari partikel submikroskopis yang membentuk segala materi (fisika partikel) hingga perilaku materi alam semesta sebagai satu kesatuan kosmos.
Beberapa sifat yang dipelajari dalam fisika merupakan sifat yang ada dalam semua sistem materi yang ada, seperti hukum kekekalan energi. Sifat semacam ini sering disebut sebagai hukum fisika. Fisika sering disebut sebagai "ilmu paling mendasar", karena setiap ilmu alam lainnya (biologi, kimia, geologi, dan lain-lain) mempelajari jenis sistem materi tertentu yang mematuhi hukum fisika. Misalnya, kimia adalah ilmu tentang molekul dan zat kimia yang dibentuknya. Sifat suatu zat kimia ditentukan oleh sifat molekul yang membentuknya, yang dapat dijelaskan oleh ilmu fisika seperti mekanika kuantum, termodinamika, dan elektromagnetika.
Fisika juga berkaitan erat dengan matematika. Teori fisika banyak dinyatakan dalam notasi matematis, dan matematika yang digunakan biasanya lebih rumit daripada matematika yang digunakan dalam bidang sains lainnya. Perbedaan antara fisika dan matematika adalah: fisika berkaitan dengan pemerian dunia material, sedangkan matematika berkaitan dengan pola-pola abstrak yang tak selalu berhubungan dengan dunia material. Namun, perbedaan ini tidak selalu tampak jelas. Ada wilayah luas penelitan yang beririsan antara fisika dan matematika, yakni fisika matematis, yang mengembangkan struktur matematis bagi teori-teori fisika.

Sekilas tentang riset Fisika
Fisika teoretis dan eksperimental
Budaya penelitian fisika berbeda dengan ilmu lainnya karena adanya pemisahan teori dan eksperimen. Sejak abad kedua puluh, kebanyakan fisikawan perseorangan mengkhususkan diri meneliti dalam fisika teoretis atau fisika eksperimental saja, dan pada abad kedua puluh, sedikit saja yang berhasil dalam kedua bidang tersebut. Sebaliknya, hampir semua teoris dalam biologi dan kimia juga merupakan eksperimentalis yang sukses.
Gampangnya, teoris berusaha mengembangkan teori yang dapat menjelaskan hasil eksperimen yang telah dicoba dan dapat memperkirakan hasil eksperimen yang akan datang. Sementara itu, eksperimentalis menyusun dan melaksanakan eksperimen untuk menguji perkiraan teoretis. Meskipun teori dan eksperimen dikembangkan secara terpisah, mereka saling bergantung. Kemajuan dalam fisika biasanya muncul ketika eksperimentalis membuat penemuan yang tak dapat dijelaska teori yang ada, sehingga mengharuskan dirumuskannya teori-teori baru. Tanpa eksperimen, penelitian teoretis sering berjalan ke arah yang salah; salah satu contohnya adalah teori-M, teori populer dalam fisika energi-tinggi, karena eksperimen untuk mengujinya belum pernah disusun.

Teori fisika utama
Meskipun fisika membahas beraneka ragam sistem, ada beberapa teori yang digunakan secara keseluruhan dalam fisika, bukan di satu bidang saja. Setiap teori ini diyakini benar adanya, dalam wilayah kesahihan tertentu. Contohnya, teori mekanika klasik dapat menjelaskan pergerakan benda dengan tepat, asalkan benda ini lebih besar daripada atom dan bergerak dengan kecepatan jauh lebih lambat daripada kecepatan cahaya. Teori-teori ini masih terus diteliti; contohnya, aspek mengagumkan dari mekanika klasik yang dikenal sebagai teori chaos ditemukan pada abad kedua puluh, tiga abad setelah dirumuskan oleh Isaac Newton. Namun, hanya sedikit fisikawan yang menganggap teori-teori dasar ini menyimpang. Oleh karena itu, teori-teori tersebut digunakan sebagai dasar penelitian menuju topik yang lebih khusus, dan semua pelaku fisika, apa pun spesialisasinya, diharapkan memahami teori-teori tersebut.
Teori Subtopik utama Konsep
Mekanika klasik
Hukum gerak Newton, Mekanika Lagrangian, Mekanika Hamiltonian, Teori chaos, Dinamika fluida, Mekanika kontinuum
Dimensi, Ruang, Waktu, Gerak, Panjang, Kecepatan, Massa, Momentum, Gaya, Energi, Momentum sudut, Torsi, Hukum kekekalan, Oscilator harmonis, Gelombang, Usaha, Daya

Elektromagnetik
Elektrostatik, Listrik, Magnetisitas, Persamaan Maxwell
Muatan listrik, Arus, Medan listrik, Medan magnet, Medan elektromagnetik, Radiasi elektromagnetis, Monopol magnetik

Termodinamika dan Mekanika statistik
Mesin panas, Teori kinetis
Konstanta Boltzmann, Entropi, Energi bebas, Panas, Fungsi partisi, Suhu

Mekanika kuantum
Path integral formulation, Persamaan Schrödinger, Teori medan kuantum
Hamiltonian, Partikel identik Konstanta Planck, Pengikatan kuantum, Oscilator harmonik kuantum, Fungsi gelombang, Energi titik-nol

Teori relativitas
Relativitas khusus, Relativitas umum
Prinsip ekuivalensi, Empat-momentum, Kerangka referensi, Waktu-ruang, Kecepatan cahaya

Bidang utama dalam fisika
Riset dalam fisika dibagi beberapa bidang yang mempelajari aspek yang berbeda dari dunia materi. Fisika benda kondensi, diperkirakan sebagai bidang fisika terbesar, mempelajari properti benda besar, seperti benda padat dan cairan yang kita temui setiap hari, yang berasal dari properti dan interaksi mutual dari atom. Bidang Fisika atomik, molekul, dan optik berhadapan dengan individual atom dan molekul, dan cara mereka menyerap dan mengeluarkan cahaya. Bidang Fisika partikel, juga dikenal sebagai "Fisika energi-tinggi", mempelajari properti partikel super kecil yang jauh lebih kecil dari atom, termasuk partikel dasar yang membentuk benda lainnya. Terakhir, bidang Astrofisika menerapkan hukum fisika untuk menjelaskan fenomena astronomi, berkisar dari matahari dan objek lainnya dalam tata surya ke jagad raya secara keseluruhan.
Bidang Sub-bidang Teori utama Konsep
Astrofisika
Kosmologi, Ilmu planet, Fisika plasma
Big Bang, Inflasi kosmik, Relativitas umum, Hukum gravitasi universal
Lubang hitam, Latar belakang radiasi kosmik, Galaksi, Gravitasi, Radiasi Gravitasi, Planet, Tata surya, Bintang

Fisika atomik, molekul, dan optik
Fisika atom, Fisika molekul, Optik, Photonik
Optik quantum
Difraksi, Radiasi elektromagnetik, Laser, Polarisasi, Garis spectral

Fisika partikel
Fisika akselerator, Fisika nuklir
Model standar, Teori penyatuan besar, teori-M
Gaya Fundamental (gravitasi, elektromagnetik, lemah, kuat), Partikel elemen, Antimatter, Putar, Pengereman simetri spontan, Teori keseluruhan Energi vakum

Fisika benda kondensi
Fisika benda padat, Fisika material, Fisika polimer, Material butiran
Teori BCS, Gelombang Bloch, Gas Fermi, Cairan Fermi, Teori banyak-tubuh
Fase (gas, cair, padat, Kondensat Bose-Einstein, superkonduktor, superfluid), Konduksi listrik, Magnetism, Pengorganisasian sendiri, Putar, Pengereman simetri spontan

Bidang yang berhubungan
Ada banyak area riset yang mencampur fisika dengan bidang lainnya. Contohnya, bidang biofisika yang mengkhususkan ke peranan prinsip fisika dalam sistem biologi, dan bidang kimia kuantum yang mempelajari bagaimana teori kuantum mekanik memberi peningkatan terhadap sifat kimia dari atom dan molekul. Beberapa didata di bawah:
Akustik - Astronomi - Biofisika - Fisika penghitungan - Elektronik - Teknik - Geofisika - Ilmu material - Fisika matematika - Fisika medis - Kimia Fisika - Dinamika kendaraan - Fisika Pendidikan
Teori palsu
Fusi dingin - Teori gravitasi dinamik - Luminiferous aether - Energi orgone - Teori bentuk tetap
Sejarah
Sejak zaman purbakala, orang telah mencoba untuk mengerti sifat dari benda: mengapa objek yang tidak ditopang jatuh ke tanah, mengapa material yang berbeda memiliki properti yang berbeda, dan seterusnya. Lainnya adalah sifat dari jagad raya, seperti bentuk Bumi dan sifat dari objek celestial seperti Matahari dan Bulan.
Beberapa teori diusulkan dan banyak yang salah. Teori tersebut banyak tergantung dari istilah filosofi, dan tidak pernah dipastikan oleh eksperimen sistematik seperti yang populer sekarang ini. Ada pengecualian dan anakronisme: contohnya, pemikir Yunani Archimedes menurunkan banyak deskripsi kuantitatif yang benar dari mekanik dan hidrostatik.
Pada awal abad 17, Galileo membuka penggunaan eksperimen untuk memastikan kebenaran teori fisika, yang merupakan kunci dari metode sains. Galileo memformulasikan dan berhasil mengetes beberapa hasil dari dinamika mekanik, terutama Hukum Inert. Pada 1687, Isaac Newton menerbitkan Filosofi Natural Prinsip Matematika, memberikan penjelasan yang jelas dan teori fisika yang sukses: Hukum gerak Newton, yang merupakan sumber dari mekanika klasik; dan Hukum Gravitasi Newton, yang menjelaskan gaya dasar gravitasi. Kedua teori ini cocok dalam eksperimen. Prinsipia juga memasukan beberapa teori dalam dinamika fluid. Mekanika klasik dikembangkan besar-besaran oleh Joseph-Louis de Lagrange, William Rowan Hamilton, dan lainnya, yang menciptakan formula, prinsip, dan hasil baru. Hukum Gravitas memulai bidang astrofisika, yang menggambarkan fenomena astronomi menggunakan teori fisika.
Dari sejak abad 18 dan seterusnya, termodinamika dikembangkan oleh Robert Boyle, Thomas Young, dan banyak lainnya. Pada 1733, Daniel Bernoulli menggunakan argumen statistika dalam mekanika klasik untuk menurunkan hasil termodinamika, memulai bidang mekanika statistik. Pada 1798, Benjamin Thompson mempertunjukkan konversi kerja mekanika ke dalam panas, dan pada 1847 James Joule menyatakan hukum konservasi energi, dalam bentuk panasa juga dalam energi mekanika.
Sifat listrik dan magnetisme dipelajari oleh Michael Faraday, George Ohm, dan lainnya. Pada 1855, James Clerk Maxwell menyatukan kedua fenomena menjadi satu teori elektromagnetisme, dijelaskan oleh persamaan Maxwell. Perkiraan dari teori ini adalah cahaya adalah gelombang elektromagnetik.
Arah masa depan
Riset fisika mengalami kemajuan konstan dalam banyak bidang, dan masih akan tetap begitu jauh di masa depan.
Dalam fisika benda kondensi, masalah teoritis tak terpecahkan terbesar adalah penjelasan superkonduktivitas suhu-tinggi. Banyak usaha dilakukan untuk membuat spintronik dan komputer kuantum bekerja.
Dalam fisika partikel, potongan pertama dari bukti eksperimen untuk fisika di luar Model Standar telah mulai menghasilkan. Yang paling terkenal adalah penunjukan bahwa neutrino memiliki massa bukan-nol. Hasil eksperimen ini nampaknya telah menyelesaikan masalah solar neutrino yang telah berdiri-lama dalam fisika matahari. Fisika neutrino besar merupakan area riset eksperimen dan teori yang aktif. Dalam beberapa tahun ke depan, pemercepat partikel akan mulai meneliti skala energi dalam jangkauan TeV, yang di mana para eksperimentalis berharap untuk menemukan bukti untuk Higgs boson dan partikel supersimetri.
Para teori juga mencoba untuk menyatikan mekanika kuantum dan relativitas umum menjadi satu teori gravitasi kuantum, sebuah program yang telah berjalan selama setengah abad, dan masih belum menghasilkan buah. Kandidat atas berikutnya adalah Teori-M, teori superstring, dan gravitasi kuantum loop.
Banyak fenomena astronomikal dan kosmologikal belum dijelaskan secara memuaskan, termasuk keberadaan sinar kosmik energi ultra-tinggi, asimetri baryon, pemercepatan alam semesta dan percepatan putaran anomali galaksi. Meskipun banyak kemajuan telah dibuat dalam energi-tinggi, kuantum, dan fisika astronomikal, banyak fenomena sehari-hari lainnya, menyangkut sistem kompleks, chaos, atau turbulens masih dimengerti sedikit saja. Masalah rumit yang sepertinya dapat dipecahkan oleh aplikasi pandai dari dinamika dan mekanika, seperti pembentukan tumpukan pasir, "node" dalam air "trickling", teori katastrof, atau pengurutan-sendiri dalam koleksi heterogen yang bergetar masih tak terpecahkan. Fenomena rumit ini telah menerima perhatian yang semakin banyak sejak 1970-an untuk beberapa alasan, tidak lain dikarenakan kurangnya metode matematika modern dan komputer yang dapat menghitung sistem kompleks untuk dapat dimodelkan dengan cara baru. Hubungan antar disiplin dari fisika kompleks juga telah meningkat, seperti dalam pelajaran turbulens dalam aerodinamika atau pengamatan pola pembentukan dalam sistem biologi. Pada 1932, Horrace Lamb meramalkan:
“ Saya sudah tua sekarang, dan ketika saya meninggal dan pergi ke surga ada dua hal yang saya harap dapat diterangkan. Satu adalah elektrodinamika kuantum, dan satu lagi adalah gerakan turbulens dari fluida. Dan saya lebih optimis terhadap yang pertama.
Sejarah Perkembangan Ilmu Fisika
Menurut Richtmeyer, sejarah perkembangan ilmu fisika dibagi dalam empat periode yaitu:
* Periode Pertama,
Dimulai dari zaman prasejarah sampai tahun 1550 an. Pada periode pertama ini dikumpulkan berbagai fakta fisis yang dipakai untuk membuat perumusan empirik. Dalam periode pertama ini belum ada penelitian yang sistematis. Beberapa penemuan pada periode ini diantaranya :
2400000 SM - 599 SM: Di bidang astronomi sudah dihasilkan Kalender Mesir dengan 1 tahun = 365 hari, prediksi gerhana, jam matahari, dan katalog bintang. Dalam Teknologi sudah ada peleburan berbagai logam, pembuatan roda, teknologi bangunan (piramid), standar berat, pengukuran, koin (mata uang).
600 SM – 530 M: Perkembangan ilmu dan teknologi sangat terkait dengan perkembangan matematika. Dalam bidang Astronomi sudah ada pengamatan tentang gerak benda langit (termasuk bumi), jarak dan ukuran benda langit. Dalam bidang sain fisik Physical Science, sudah ada Hipotesis Democritus bahwa materi terdiri dari atom-atom. Archimedes memulai tradisi “Fisika Matematika” untuk menjelaskan tentang katrol, hukum-hukum hidrostatika dan lain-lain. Tradisi Fisika Matematika berlanjut sampai sekarang.

530 M – 1450 M: Mundurnya tradisi sains di Eropa dan pesatnya perkembangan sains di Timur Tengah. Dalam kurun waktu ini terjadi Perkembangan Kalkulus. Dalam bidang Astronomi ada “Almagest” karya Ptolomeous yang menjadi teks standar untuk astronomi, teknik observasi berkembang, trigonometri sebagai bagian dari kerja astronomi berkembang. Dalam Sain Fisik, Aristoteles berpendapat bahwa gerak bisa terjadi jika ada yang nendorong secara terus menerus; kemagnetan berkembang ; Eksperimen optika berkembang, ilmu Kimia berkembang (Alchemy).
1450 M- 1550: Ada publikasi teori heliosentris dari Copernicus yang menjadi titik penting dalam revolusi saintifik. Sudah ada arah penelitian yang sistematis
* Periode Kedua
Dimulai dari tahun 1550an sampai tahun 1800an. Pada periode kedua ini mulai dikembangkan metoda penelitian yang sistematis dengan Galileo dikenal sebagai pencetus metoda saintifik dalam penelitian. Hasil-hasil yang didapatkan antara lain:
Kerja sama antara eksperimentalis dan teoris menghasilkan teori baru pada gerak planet.
Newton: meneruskan kerja Galileo terutama dalam bidang mekanika menghasilkan hukum-hukum gerak yang sampai sekarang masih dipakai.
Dalam Mekanika selain Hukum-hukum Newton dihasilkan pula Persamaan Bernoulli, Teori Kinetik Gas, Vibrasi Transversal dari Batang, Kekekalan Momentum Sudut, Persamaan Lagrange.
Dalam Fisika Panas ada penemuan termometer, azas Black, dan Kalorimeter.
Dalam Gelombang Cahaya ada penemuan aberasi dan pengukuran kelajuan cahaya.
Dalam Kelistrikan ada klasifikasi konduktor dan nonkonduktor, penemuan elektroskop, pengembangan teori arus listrik yang serupa dengan teori penjalaran panas dan Hukum Coulomb.
* Periode Ketiga
Dimulai dari tahun 1800an sampai 1890an. Pada periode ini diformulasikan konsep-konsep fisika yang mendasar yang sekarang kita kenal dengan sebutan Fisika Klasik. Dalam periode ini Fisika berkembang dengan pesat terutama dalam mendapatkan formulasi-formulasi umum dalam Mekanika, Fisika Panas, Listrik-Magnet dan Gelombang, yang masih terpakai sampai saat ini.
Dalam Mekanika diformulasikan Persamaan Hamiltonian (yang kemudian dipakai dalam Fisika Kuantum), Persamaan gerak benda tegar, teori elastisitas, hidrodinamika.
Dalam Fisika Panas diformulasikan Hukum-hukum termodinamika, teori kinetik gas, penjalaran panas dan lain-lain.
Dalam Listrik-Magnet diformulasikan Hukum Ohm, Hukum Faraday, Teori Maxwell dan lain-lain.
Dalam Gelombang diformulasikan teori gelombang cahaya, prinsip interferensi, difraksi dan lain-lain.
* Periode Keempat
Dimulai dari tahun 1890an sampai sekarang. Pada akhir abad ke 19 ditemukan beberapa fenomena yang tidak bisa dijelaskan melalui fisika klasik. Hal ini menuntut pengembangan konsep fisika yang lebih mendasar lagi yang sekarang disebut Fisika Modern. Dalam periode ini dikembangkan teori-teori yang lebih umum yang dapat mencakup masalah yang berkaitan dengan kecepatan yang sangat tinggi (relativitas) atau/dan yang berkaitan dengan partikel yang sangat kecil (teori kuantum).

Teori Relativitas yang dipelopori oleh Einstein menghasilkan beberapa hal diantaranya adalah kesetaraan massa dan energi E=mc2 yang dipakai sebagai salah satu prinsip dasar dalam transformasi partikel.
Teori Kuantum, yang diawali oleh karya Planck dan Bohr dan kemudian dikembangkan oleh Schroedinger, Pauli , Heisenberg dan lain-lain, melahirkan teori-teori tentang atom, inti, partikel sub atomik, molekul, zat padat yang sangat besar perannya dalam pengembangan ilmu dan teknologi.

PETUNJUK TEKNIS SISTEM PEMBELAJARAN MOVING CLASS

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi pada Lampiran Bab III Mengenai Beban Belajar menyebutkan bahwa ”Satuan pendidikan pada semua jenis dan jenjang pendidikan menyelenggarakan program pendidikan dengan menggunakan sistem paket atau sistem kredit semester. Pada sistem kredit semester (SKS) diperlukan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan peserta didik lebih aktif seperti sistem belajar kelas bergerak (moving class). Moving class merupakan sistem belajar mengajar yang mencirikan kelas berkarakter mata pelajaran, dengan demikian peserta didik akan berpindah tempat sesuai dengan jadwal mata pelajaran yang telah ditentukan. Konsep moving class mengacu pada pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan memberikan lingkungan yang dinamis sesuai dengan yang dipelajarinya. Sekalipun sistem moving class lebih sesuai pada SKS namun tidak menutup kemungkinan dilaksanakn pada sistem paket. Moving class merupakan sistem belajar mengajar yang bercirikan siswa yang mendatangi guru/pendamping di kelas. Konsep moving class mengacu pada pembelajaran kelas yang berpusat pada anak untuk memberikan lingkungan yang dinamis sesuai dengan pelajaran yang dipelajarinya. Dengan moving class, pada saat subjek mata pelajaran berganti maka siswa akan meninggalkan kelas menuju ruang kelas lain sesuai mata pelajaran yang dijadwalkan, jadi siswa yang mendatangi guru/pendamping, bukan sebaliknya. Sementara para guru, dapat menyiapkan materi pelajaran terlebih dahulu. Keunggulan sistem ini adalah para siswa lebih punya waktu untuk bergerak, sehingga selalu segar untuk menerima pelajaran. Dalam sistem moving class, ruang kelas didesain untuk mata pelajaran tertentu dan akan pindah ke ruang kelas lain setiap ganti pelajaran. Dengan demikian, ruang kelas akan difungsikan seperti laboratorium. Dengan moving class, siswa akan belajar bervariasi
dari satu kelas ke kelas lain sesuai dengan bidang studi yang dipelajarinya. Sistem belajar moving class mempunyai banyak kelebihan baik bagi peserta didik maupun Guru. Bagi peserta didik, mereka lebih fokus pada materi pelajaran, suasana kelas menyenangkan, dan interaksi peserta didik dengan guru lebih intensif. Bagi Guru,
mempermudah mengelola pembelajaran, lebih kreatif dan inovatif dalam mendesain kelas, guru lebih maksimal dalam menggunakan berbagai media, pemanfaatan waktu belajar lebih efesien, dan lebih mudah mengelola suasana kelas.Penyelenggaraan proses pembelajaran moving class bertujuan meningkatkan kualitas proses pembelajaran, meningkatkan efektivitas dan efisiensi waktu pembelajaran, meningkatkan disiplin siswa dan guru, meningkatkan keterampilan guru dalam memvariasikan metode dan media pembelajaran yang diaplikasikan dalam kehidupan siswa
sehari-hari, meningkatkan keberanian siswa untuk bertanya, menjawab, mengemukakan pendapat, dan bersikap terbuka pada setiap mata pelajaran, serta meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Pada kenyataanya, pelaksanaan moving class baru dilaksanakan oleh beberapa sekolah termasuk RSKM dan RSBI. Hal ini disebabkan karena belum terpahami cara melaksanakan sistem belajar moving class. Berkaitan dengan permasalahan/kendala dan masukan tersebut, untuk membantu sekolah agar dapat menyusun pedoman dan melaksanakan sistem belajar moving class, maka Direktorat PSMA menyusun dan menerbitkan “Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sistem Belajar Moving Class dengan tujuan untuk memberikan acuan bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan sistem pembelajaran moving class.
Ruang lingkup kegiatan penyusunan petunjuk teknis ini adalah:
1. Pembentukan Tim Kerja;
2. Penyusunan dan pembahasan draf rencana kegiatan sistem belajar moving class;
3. Pembagian tugas untuk analisis kebutuhan yang meliputi analisis kebutuhan jumlah ruang belajar dan kelengkapan sarana dan prasarana belajar;
4. Penyusunan draf pedoman sistem belajar moving class;
5. Pembahasan, revisi, dan finalisasi draf pedoman sistem belajar moving class;
6. Pengesahan pedoman sistem belajar moving class;
7. Penggandaan dan pendistrubusian pedoman sistem belajar moving class.
Unsur yang Terlibat
1. Kepala SMA,
2. Tim kerja persiapan moving class,
3. Wakil Kepala SMA,
4. Guru, dan
5. Penanggung jawab ruang mata pelajaran/koordinator guru mata pelajaran.
Pengertian dan Konsep
1. Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia (Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Bab I Pasal 1 butir 1);
2. Standar Isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada
jenjang dan jenis pendidikan tertentu (Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Bab I Pasal 1 butir 5);
3. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan (Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Bab I Pasal 1 butir 4);
4. SKL terdiri atas SKL Satuan Pendidikan, SKL Kelompok Mata Pelajaran, dan SKL Mata Pelajaran (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006). Sedangkan SKL Ujian merupakan representasi dari keseluruhan Standar Kompetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran;
5. Standar Pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan
efektivitas penyelenggaraan pendidikan (PP Nomor 19 Tahun 2005 Bab I Pasal 1 butir
9). Saat ini standar pengelolaan yang sudah terbit adalah Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 50
Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Pemerintah Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota);
6. Standar Proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan (Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Bab I Pasal 1 butir 6);
7. Standar Penilaian Pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik (Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Bab I Pasal 1 butir 11);
8. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (PeraturanPemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Bab I Pasal 1 butir 13);
9. Satuan Pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan (Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 butir 10);
10. Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) adalah badan mandiri dan independen yang bertugas mengembangkan, memantau pelaksanaan, dan mengevaluasi standar nasional pendidikan (Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Bab I Pasal 1 butir 22);
11. Tim kerja persiapan moving class terdiri atas pendidik, wakil kepala sekolah bidang akademik sebagai ketua merangkap anggota, kepala sekolah sebagai penanggung jawab merangkap anggota. Dalam melakukan tugasnya, tim kerja persiapan moving class dapat melibatkan pengawas sekolah, komite sekolah, dan nara sumber, serta pihak lain yang terkait;
12. Kelas bergerak (moving class) adalah sistem belajar yang peserta didik/kelompok belajar berpindah ruangan setiap penggantian pelajaran sesuai mata pelajaran yangdipelajarinya. Guru mata pelajaran beserta perangkat pembelajarannya menetap di ruang mata pelajaran yang telah ditetapkan;
13. Kelas menetap adalah sistem belajar yang peserta didik/kelompok belajar menetap di ruang kelas dan guru berpindah sewaktu pergantian jam pelajaran sesuai jadwal mengajarnya;
14. Penanggung jawab ruang/koordinator mata pelajaran adalah guru mata pelajaran yang mengelola ruang mata pelajaran dan mengoordinasikan kegiatan pembelajaran bila ada guru yang tidak hadir di ruang tersebut;
15. Perbedaan moving class dan kelas menetap:
No Moving classs
1. Pendidik menetap dalam ruang mata pelajaran, peserta didik berpindahpindah
2. Alat peraga/alat bantu KBM berada dalam ruang mata pelajaran
3. Ruang belajar mencirikan kekhasan mata pelajaran
4. Identitas ruang belajar adalah ruang mata pelajaran
5.Setiap pergantian pelajaran tercipta suasana baru bagi peserta didik karena kondisi ruang mata pelajaran yang suasananya berbeda-beda
Kelas Menetap
1. Peserta didik menetap dalam kelas, guru berpindah-pindah
2.Alat peraga/alat bantu KBM harus
dibawa guru berpindah-pindahkelas
3.Ruang belajar tidak mencirikan kekhasan mata pelajaran
4.Identitas ruang belajar adalah ruang kelas
5.Suasana baru peserta didik diperoleh sewaktu jam istirahat dan pulang sekolah
16. Sebelum melaksanakan sistem belajar moving class, sekolah terlebih dahulu menganalisis kebutuhan jumlah ruang mata pelajaran yang diperlukan dengan cara menghitung keseluruhan jam setiap mata pelajaran dari kelas X sampai dengan kelas
XII, hasilnya dibagi dengan jumlah jam yang ditetapkan dalam satu minggu.
Contoh :
Mata pelajaran Bahasa Indonesia:
Jumlah rombongan belajar kelas X, XI dan XII masing-masing sebanyak 9 kelas dan jumlah jam per minggu adalah 4 jam pelajaran.
Jumlah jam belajar per minggu ditetapkan sekolah 42 jam
Jumlah jam belajar Bahasa Indonesia kelas X = 9 x 4 = 36 jam
Jumlah jam belajar Bahasa Indonesia kelas XI = 9 x 4 = 36 jam
Jumlah jam belajar Bahasa Indonesia kelas XII = 9 x 4 = 36 jam
Jumlah jam belajar Bahasa Indonesia kelas X, XI, XII = 108 jam
Jumlah ruang mata pelajaran yang diperlukan untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah = 108/42 = 2,57 » 3. Artinya Bahasa Indonesia memerlukan 3 ruangan. Dengan menghitung jumlah ruang yang diperlukan setiap mata pelajaran seperti di
atas maka dapat diketahui jumlah seluruh ruang mata pelajaran yang dibutuhkan.
17. Setiap ruang mata pelajaran diberi nomor dan nama mata pelajaran sebagai identitas ruang.
Contoh : Ruang 1. B. Indonesia Ruang 2. B. Indonesia Ruang 3. B. Indonesia
18. Ruang mata pelajaran dilengkapi sarana/prasarana pembelajaran sesuai dengan kebutuhan yang mengakomodir rombongan belajar terbanyak;
19. Pengaturan tempat duduk peserta didik dapat divariasikan sesuai dengan kekhasan matapelajaran dan metode pembelajaran untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, komunikatif, kondusif sehingga menunjang proses pembelajaran yang diinginkan dalam pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan.
20. Wali kelas seperti halnya pada kelas menetap. Setiap kelompok belajar ada guru yang ditugaskan sebagai wali kelas dan bertanggung jawab dalam pengelolaan administrasi kelas, hasil belajar peserta didik, dan membina peserta didik di dalam perwalian.
21. Keterlaksanaan dan ketercapaian sistem belajar moving class perlu diadakan evaluasi. Evaluasi meliputi pemanfaatan sarana prasarana penunjang, alat peraga, dan media pembelajaran, efesiensi waktu, dan minat belajar peserta didik.
Uraian Prosedur Kerja
1. Kepala SMA memberikan arahan teknis kepada warga sekolah tentang sistem belajar moving class yang sekurang-kurangnya memuat:
a. Dasar pelaksanaan sistem belajar moving class;
b. Tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan sistem belajar moving class;
c. Manfaat sistem belajar moving class;
d. Hasil yang diharapkan dari sistem belajar moving class;
e. Unsur-unsur yang terlibat dan uraian tugasnya dalam melaksanakan sistem belajar moving class.
2. Kepala SMA membentuk tim kerja persiapan moving class untuk menyusun rencana kegiatan dan rambu-rambu pelaksanaan sistem belajar moving class.
3. Tim kerja bersama wakil kepala SMA menyusun draf rencana kegiatan sekurangkurangnya berisi tentang uraian kegiatan, sasaran, pelaksana kegiatan dan waktu/ jadwal pelaksanaan, yang meliputi kegiatan:
a Menganalisis jumlah kebutuhan ruang mata pelajaran;
b Membuat denah ruang mata pelajaran;
c Merencanakan pengadaan sarana/prasarana ruang mata pelajaran;
d Menyusun pembagian tugas mengajar guru;
e Menyusun penanggung jawab ruangan/koordinator mata pelajaran dan wali kelas;
f Menyusun jadwal pembelajaran;
g Mensosialisasikan rencana kerja kepada warga sekolah.
4. Kepala SMA, tim kerja, wakil kepala SMA, penanggung jawab ruang membahas draf rencana kegiatan pengembangan sistem belajar moving class;
5. Kepala SMA menandatangani rencana kegiatan sistem belajar moving class;
6. Tim kerja melakukan pembagian tugas kepada penanggung jawab ruang untuk melakukan analisis kebutuhan ruang, perabot, peralatan, dan bahan sesuai mata pelajaran masing-masing;
7. Tim kerja dan wakil kepala SMA menyusun draf pedoman sistem belajar moving class;
8. Kepala SMA, tim kerja, wakil kepala SMA dan penanggung jawab ruang membahas dan merevisi draf pedoman sistem belajar moving class;
9. Tim kerja dan wakil kepala SMA menyempurnakan dan memfinalkan pedoman sistem belajar moving class;
10. Kepala SMA menandatangani pedoman sistem belajar moving class;
11. Tim kerja menggandakan pedoman sistem belajar moving class dan mendistribusikan kepada pihak yang berkepentingan.

Wednesday, August 3, 2011

Light Dependent Resistor (LDR)

1. Pengertian LDR

Pada artikel ini saya akan menjelaskan tentang salah satu jenis resistor yaitu Light dependent resistor (LDR). Resistansi LDR akan berubah seiring dengan perubahan intensitas cahaya yang mengenainya atau yang ada disekitarnya. Dalam keadaan gelap resistansi LDR sekitar 10MΩ dan dalam keadaan terang sebesar 1KΩ atau kurang. LDR terbuat dari bahan semikonduktor seperti kadmium sulfida. Dengan bahan ini energi dari cahaya yang jatuh menyebabkan lebih banyak muatan yang dilepas atau arus listrik meningkat. Artinya resistansi bahan telah mengalami penurunan.
Dengan sifat LDR yang demikian, maka LDR (Light Dependent Resistor) dapat digunakan sebagai sensor cahaya. Contoh penggunaannya adalah pada lampu taman dan lampu di jalan yang bisa menyala di malam hari dan padam di siang hari secara otomatis. Atau bisa juga kita gunakan di kamar kita sendiri.


2. Prinsip Kerja LDR

Light Dependent Resistor (biasa disebut LDR), terdiri dari sebuah cakram semikonduktor yang mempunyai dua buah elektroda pada permukaannya. Pada saat gelap atau cahaya redup, bahan dari cakram tersebut menghasilkan elektron bebas dengan jumlah yang relatif kecil. Sehingga hanya ada sedikit elektron untuk mengangkut muatan elektrik. Artinya pada saat cahaya redup LDR menjadi konduktor yang buruk, atau bisa disebut juga LDR memiliki resistansi yang besar pada saat gelap atau cahaya redup.
Pada saat cahaya terang, ada lebih banyak elektron yang lepas dari atom bahan semikonduktor tersebut. Sehingga akan ada lebih banyak elektron untuk mengangkut muatan elektrik. Artinya pada saat cahaya terang LDR menjadi konduktor yang baik, atau bisa disebut juga LDR memiliki resistansi yang kecil pada saat cahaya terang.

3. Gambar simbol LDR













4. Gambar sensor cahaya(LDR)


PEMANFAATAN EKSTRAK REBUNG BETUNG


PEMANFAATAN EKSTRAK REBUNG BAMBU BETUNG
( Dendrocallamus asper)
SEBAGAI MINUMAN KAYA SERAT dan KALIUM

CHINTYA AYU ALVIONITA
KOTAGAJAH, LAMPUNG TENGAH
RINGKASAN
Selama ini, banyak kita jumpai dalam kehidupan masyarakat Lampung Tengah sering mengkonsumsi minuman cepat saji yang sebenarnya didalam minuman tersebut banyak mengandung zat kimia yang berbahaya bagi tubuh, sehingga memotivasi penulis untuk menemukan inovasi minuman baru yang alami bebas dari zat pewarna kimia dan kaya akan serat dan kalium dengan bahan dasar  rebung bambu betung.
Dengan tulisan ini, diharapkan dapat memberikan gagasan kepada masyarakat untuk memanfaatkan rebung bambu betung. Setelah melakukan analisis masalah ini, maka melalui pengumpulan data dan bahan yang relevan, gagasan tadi dapat disusun.
Pengolahan minuman ekstrak dari rebung bambu betung  ini tetap mudah dan praktis karena bahan baku yang mudah didapatkan serta murah, dan tidak memerlukan alat-alat khusus. Melalui tahapan seperti perebusan, penggilingan, dan pemerasan, akan dapat dihasilkan ekstrak rebung dengan kualitas yang baik. Bila dilihat dari sisi kandungan serat dan kaliumnya yang tetap akan terjaga meski telah melewati berbagai proses.
Rebung mempunyai kandungan kalium yang tinggi. Kandungan serat pangan pada rebung juga cukup baik. Lebih tinggi dibandingkan jenis sayuran tropis lainnya. Ini yang menjadi keunggulan dari ekstrak rebung bambu betung.
Melalui kemitraan dengan pemerintah dan pihak-pihak terkait diharapkan sosialisasi akan keunggulan rebung dapat diperluas. Diperlukan dukungan penuh dari semua pihak, agar upaya untuk memanfaatkan tanaman rebung lebih maksimal, dan akhirnya menciptakan terwujudnya ketahanan pangan di Lampung Tengah.

Handphone Secret Key Number (Rahasia Kode Tombol Handphone)

Kode Rahasia Umum Pada Ponsel Berbasis Syimbian
*#06# Melihat IMEI
*#0000# Melihat Versi sofware
*#9999# Melihat Versi sofware
*#7370# Soft Reset
Untuk Hard reset: Tekan Tombol hijau, 3 dan * ditekan bersamaan, tekan tombol power. Password standar 12345
*#92702689# Melihat info tanggal perbaikan

Kode Rahasia Umum Untuk Ponsel Berbasis Java
*#7380# Reset atau Restore Factory Setting Nokia seri 40
*#7370# Reset atau Restore Factory Setting Nokia seri 60
*3370# Untuk restart ponsel Nokia 3310
*#7220# Mengaktifkan GPRS PCCCH
*#3925538# Menghapus Wallet di ponsel Nokia 6610,63101, data Wallet terhapus semua
*#67705646# Menghapus operator logo di ponsel Nokia 3310 & 3330
Operator GSM
Selain kode rahasia yang ada di ponsel, operator GSM juga memiliki kode rahasia untuk layanan yang diberikan pada pelanggan.
Call Diverting/ Call Forward/ Pengalihan Semua
* * 21* NUMBER # [SEND] Mengaktifkan
# # 21 # [SEND] Membatalkan
* # 21 # [SEND] Melihat status
Call Diverting/ Call Forward/ Pengalihan bila tak ada jawaban
* * 61 * NUMBER # [SEND] Mengaktifkan
# # 61 # [SEND] Membatalkan
* # 61 # [SEND] Melihat status
Call Diverting/ Call Forward/ Pengalihan bila dilu-ar jangkauan
* * 62 * NUMBER # [SEND] Mengaktifkan
# # 62 # [SEND] Membatalkan
* # 62 # [SEND] Melihat status
Call Diverting/ Call Forward/ Pengalihan bila sibuk
* * 67 * NUMBER # [SEND] Mengaktifkan
# # 67 # [SEND] Membatalkan
* # 67 # [SEND] Melihat status
# # 002 # [SEND] Membatalkan semua pengali-han
Diverting Data/ Forward Data/ Pengalihan semua data
* * 21 * NUMBER * 25 # [SEND] Mengaktifkan
# # 21 # * 25 [SEND] Membatalkan
* # 21 # * 25 # [SEND] Melihat status
NOKIA

Nokia 9300/9500
*#170602112302# Melihat versi software
*3370# Memakai tenaga baterai cadangan
#3370# Menon-aktifkan Enhanced Full Rate Codec ( EFR).
*#4720# Mengaktifkan Half Rate Codec.
#pw+1234567890+l# Melihat status Provider Lock, (tekan * untuk simbol p,w +)
#pw+l 234567890+2# Melihat status Network Lock, (tekan * untuk simbol p,w +)
#pw+1234567890+3# Melihat status Country Lock, (tekan * untuk simbol p,w +)
#pw+1234567890+4# Melihat status SIM ‘Card Lock, (tekan * untuk simbol p,w +)
*#21# Melihat semua panggilan yang dialihkan.
*#2640# Menampilkan Security Code.
#30# Melihat Private Number.
*#73# Reset the Phone Timers.
*#746025625# Menampilkan status SIM Clock.
*#7760# Manufactures code.
*#7780# Restore factory settings
*#92702689* Melihat garansi posnel
(*#WAROANTY#)
Tekan & tahan tombol “Shift + Ctrl + F dan tombol Power Soft Reset
Nokia E60
*#92702689# *#warOanty# Melihat IMEI. Tanggal pembelian, tanggal servis.
*4720# (*hraO#) Mengaktifkan Half Rate
#4720# (#hraO#) Menon-aktifkan Half Rate
*3370# (*efrO#) Mengaktifkan Enhanced Full Rate
#3370* (#efrO#) Menon-aktifkan Enhanced Full Rate
* #746085685* (*#simOclock#) Melihat sta¬tus SIM lock
*#7220# (*#peaO#) Mengaktifkan GPRS dan dukungan Packet Common Control Channel (PCCCH)
*#7230# (*#pcdO#) Menon-aktifkan GPRS dan dukungan Packet common control channel (PCCCH)
*#7760# (*#ssnO#) Melihat nomor seri pabrikasi
*#2820# (*#btaO#) Melihat alamat Bluetooth MAC
*#7370925538# (*#resOwallet#) Reset the Mobile Wallet, data akan hilang semua
Nokia E61
Tahan # Berganti profile dan mode diam.
Tombol fungsi biru + Ctrl Mengaktifkan Bluetooth
Tombol fungsi biru + Chr Mengaktifkan IR
Ctrl + C Copy
Ctrl + X Cut
Ctrl + V Paste
Ctrl + Joystick Down Page Down (turun satu halaman)
Ctrl + Joystick Up Page Up (naik satu halaman)
Shift + Joystick Left or Right Menyorot satu lurus
Shift + Ctrl + Joystick Left or Right Menyorot satu kata
Ctrl + Joystick Left or Right Menggerakkan cursor diantara kata
*#2820# Melihat alamat Bluetooth
*#62209526# Melihat alamat adapter WLAN MAC
*#92702689# Melihat usia ponsel
Nokia E65
*#92702689# *#warOanty# Melihat IMEI. Tanggal pembelian, tanggal servis
*4720# (*hraO#) Mengaktifkan Half Rate
#4720# (#hraO#) Menon-aktifkan Half Rate
*3370# (*efrO#) Mengaktifkan Enhanced Full Rate
#3370# (#efrO#) Menon-aktifkan Enhanced Full Rate
*#746085685# (*#simOclock#) Melihat sta¬tus SIM lock
*#7220# (*#pcaO#) Mengaktifkan Half Rate
*#7230# (*#pcdO#) Menon-aktifkan Half Rate
*#7760# (*#ssnO#) Mengaktifkan Enhanced Full Rate
*#2820# (*#btaO#) Menon-aktifkan Enhanced Full Rate
*#7370925538# (*#resOwallet#) Melihat status SIM lock
Nokia E70
*#btaO# Melihat alamat Bluetooth
*#macOwlan# Melihat alamat adapter WLAN MAC
*#oprOlogo# Menghilangkan logo operator
*#pcaO# Mengaktifkan logo operator
*#pcdO# Menon-aktifkan GPRS dan dukungan Packet common control channel (PCCCH)
*#simOclock# Melihat status SIM clock
*#170602112302# Melihat versi software
*#warOanty# Melihat kode garansi
#pw+1234567890+n#
n = 1
n = 2
n = 3
n = 4 Menampilkan status SIM lock
provider lock
network lock
country lock
SIM lock
Nokia N80
*#92702689* *#warOanty# Melihat IMEI. Tanggal pembelian, tanggal servis
*4720# (*hraO#) Mengaktifkan Half Rate
#4720* (#hraO#) Menon-aktifkan Half Rate
*3370# (*efrO#) Mengaktifkan Enhanced Full Rate
#3370* (#efrO#) Menon-aktifkan Enhanced Full Rate
*#746085685* (*#simOclock#) Melihat sta¬tus SIM lock
*#7220# (*#pcaO#) Mengaktifkan dukungan GPRS dan Packet Common Control Channel (PCCCH)
*#7230#. (*#pcdO#) Menon-aktifkan dukun¬gan GPRS and Packet common control channel (PCCCH)
*#7760# (*#ssnO#) Melihat nomor seri pabrikasi
*#2820# (*#btaO#) Melihat alamat Bluetooth MAC
*#7370925538*. (*#resOwallet#) Reset the Mobile Wallet
Nokia N91
*#06# Melihat IMEI.Tanggal pembelian, tanggal servis
*#0000# Menampilkan versi firmware dan tanggal
*#btaO# Melihat alamat Bluetooth MAC
*#oprOlogo# Menghilangkan logo operator
*#pcaO# Mengaktifkan dukungan GPRS PCCCH
*#pcdO# Menon-aktifkan dukungan GPRS PCCCH
*#resOwallet# Reset the mobile wallet
*#simOclock# Menampilkan status SIM clock
*#ssnO# Menampilkan nomor seri pabrikasi
*#warOanty# Menampilkan garansi dan servis
*efrO# Mengaktifkan encoding EFR
#efrO# Menon-aktifkan encoding EFR
*hraO# Mengaktifkan encoding HR
#hraO# Menon-aktifkan encoding HR
#pw+1234567890+n#
n = 1
n = 2
n = 3
n = 4 Menampilkan status SIM lock
provider lock
network lock
country lock
SIM lock
Nokia N93
*#92702689* *#warOanty# Melihat IMEI. Tanggal pembelian, tanggal servis
*4720# (*hraO#) Mengaktifkan Half Rate
#4720#* (#hraO#) Menon-aktifkan Half Rate
*#3370# (*efrO#) Mengaktifkan Enhanced Full Rate
*#746085685* (*#simOclock#) Melihat status SIM lock
*#7220# (*#pcaO#) Mengaktifkan dukungan GPRS dan Packet Common Control Channel (PCCCH)
*#7230# (*#pcdO#) Menon-aktifkan dukung¬an GPRS and Packet common control channel (PCCCH)
*#7760# (*#ssnO#) Melihat nomor seri pabrikasi
*#2820# (*#btaO#) Melihat alamat Bluetooth MAC
*#7370925538# (*#resOwallet#) Reset Mobile Wallet
Nokia N96
*#92702689# Melihat umur ponsel
*#62209526# Alamat Wireless MAC (M A C _ WLAN)
*#2820# Alamat Bluetooth MAC (B T A 0?)
*#7370# Format Soft Reset
*#7780# Factory Reset/ Hard Reset
SAMSUNG
Untuk membuka kode ponsel Samsung, dapat dilakukan dengan cara posisi SIM Card tidak terpasang pada ponsel. Namun kode dibawah ini tidak akan berfungsi pada beberapa versi ponsel Samsung secara keseluruhan.
*#06# Melihat IMEI
*2767*5282# Java reset
*2767*63342# Reset media
*2767*927# Wap reset
*#9998*4357# Help menu
**9998*5282# Setting Java server
*#9999#0# Melihat monitor mode
*#9999# Sofware version
*#8888# Hardware version
*#9998*748# SIM info
*#9998*523* Contrast layar ponsel
*#9998*842* Vibration ON lalu tekan OK
*#9998*289# atau *0289# atau *#0289# Buzzer ON lalu tekan OK
*#9998*782* Menunjukkan tanggal & alarm
*#8999*638# Menunjukkan info network
*#9998*5646* Mengubah logo operator
*#9998*968* Menunjukkan nada untuk alarm
*#3243948# Digital audio interference OFF
*#32436837# Digital audio interperence
*#0001# Menunjukkan serial parameter
*#9998*228# Melihat kapasitas batera
*2767*2878# Custom EEEPROM reset
*2767*3855# Full EEPROM reset
*#9998*585# Non-Volatile Memory (NVM)
*#9998*76# Nomor produksi
*#9998*782# Menunjukkan tanggal dan jam alarm
*#9998*778# or *#9998*0778# or
*#0778# Daftar layanan SIM
*#9998*377# or *#9998*0377# Error log
*#9998*746# or *#9998*0746# or
*#0746# Sim Info
Samsung V200 & V300
*2767*63342# Unlock Code
*2767*3855# Unlock Code
*2767*2878# Unlock Code
*2767*927# Unlock Code
*2767*7822573738# Unlock Code
LG
2945#*# Test mode LG
2945*#01*# Menu rahasia
*#06# IMEI
*#07# IMEI and SW
*8375# Software version (LG B1200):
*6861# Recount cheksum (LG B1200)
*PWR 668 Factory test (B1200):
1945#*5101# Simlock menu (LG B1200)
2945#*5101# Simlock menu (LG 510W, 5200)
2945#*70001# Simlock menu (LG 7020, 7010)
2947#* Simlock menu (LG 500, 600)
BENQ SIEMENS
*#06# Versi software BenQ Siemens, lebih lengkapnya, tekan softkey beberapa kali
*#0001# Menu bahasa Inggris
*#0606# Kode rahasia, lepaskan SIM card lebih dulu
*#0003*(secret code)* Unlock Sim
*#0049# Menu bahasa Jerman
*12022243121 Layar tambahan
BENQ
C30 *#06# Cek IMEI
*#166*# Cek Versi Software C36 *#06# Cek IMEI
*#166*# Cek Versi Software T60 *#06# Cek IMEI
*#66*# Cek Versi Software E72 *#06# Cek IMEI
Mengganti bahasa ke default atau English *#0000# —> dial.
Mengganti bahasa dari English ke Indonesia: *#0062# —> dial.
* melihat kode negara
MOTOROLA
Pada ponsel Motorola terdapat symbol yang cukup aneh untuk fungsi Pause. Symbol [] (Pause) maksudnya tekan tombol * dan tahan hingga muncul tanda []. Masih banyak kode-kode lain yang ada. Jika angka terakhir dengan angka 0 maka kita dapat menon-aktifkan kode tersebut. Nomor tiga digit di bagian tengah dimulai dari angka 0 hingga 999. Kita bisa mengganti frekuensi menjadi 900/1800 den¬gan memasukkan tipe tertentu. Berikut ini langkah-langkahnya.
*#06# Melihat IMEI
Tekan bersamaan * 7 Kode untuk membuka tombol
[] [] [] 0 0 8 [] 1 [] Memilih line telepon - (gunakan untuk menulis sesuatu di bawah nama provider
[] [] [] 1 0 5 [] 1 [] Menambahkan phonebook di menu utama
[] [] [] 1 0 7 [] 1 [] Menambahkan pesan di menu utama
[] [] [] 1 0 8 [] 1 [] Copy memory SIM (menu phonebook)
[] [] [] 1 1 3 [] 1 [] Pilihan teknis (menu utama)
[] [] [] 1 0 1 [] 1 [] Slow (Frequency menu pen-cari)
[] [] [] 1 0 2 [] 1 [] Medium (Frequency menu pencari)
[] [] [] 1 0 3 [] 1 [] Fast (Frequency menu pen¬cari)
[] [] [] 1 1 9 [] 1 [] Mengaktifkan EFR
[] [] [] 0 0 4 [] 1 [] Mengganti Pin
[] [] [] 0 0 5 [] 1 [] Membuka blok menggu-nakan nomor PUK
Ponsel China
Seperti halnya ponsel branding, ponsel China juga memiliki kode rahasia untuk mengakses menu-menu rahasia. Ponsel China ini memiliki fitur seperti layar sentuh, dual kamera, dual sirh, dual baterai, dual charger dan fitur-fitur lainnya. Sebagian besar ponsel China memiliki software dan fitur yang sama, namun tampilannya saja yang terlihat berbeda.
1122, 3344, 1234, 5678 Kode default user
*#110*01# Mode teknis
*#987# Mode pabrik Factory mode
*#110*01# -> Device -> Set UART -> PS Config -> UART1/115200 Mengaktifkan port COM
*#987*99# Restore factory settings
*#369# Mengatur LCD contrast
*#800# software version
*#900# software version
*#0000# Send Mengatur bahasa standard
*#0044# Send Mengatur bahasa Inggris
*#001# Send Mengatur bahasa Inggris (firmware baru)
*#0086#, *#0886# Mengganti ke bahasa China
*#0084#, *#0966# Mengganti ke bahasa Vietnam
Sony Erricsson K800i
*#3449*~11*1# –> Menyantol frekuensi GSM Terdekat, Sehingga Kita bisa Mengguping Pembicaraan GSM aktif terdekat dengan lokasi anda…

Tuesday, August 2, 2011

PENILAIAN BERBASIS KELAS

A. Pengertian Penilaian Berbasis Kelas
Penilaian Berbasis Kelas (PBK) adalah penilaian yang dilakukan oleh guru dalam rangka proses pembelajaran. PBK merupakan proses pengumpulan dan penggunaan informasi hasil belajar peserta didik yang dilakukan oleh guru  untuk menetapkan tingkat pencapaian dan penguasaan peserta didik terhadap tujuan pendidikan ( standar komptensi, komptensi dasar, dan indikator pencapaian hasil belajar). Penilaian Berbasis Kelas merupakan prinsip, sasaran yang akurat dan konsisten tentang kompetensi atau hasil belajar siswa serta pernyataan yang jelas mengenai perkembangan dan kemajuan siswa. maksudnya adalah hasil Penilaian Berbasis Kelas dapat menggambarkan kompetensi, keterampilan dan kemajuan siswa selama di kelas.
Depdiknas (2002), menjelaskan bahwa Penilaian Berbasis Kelas (PBK) merupakan salah satu komponen dalam kurikulum berbasis kompetensi. PBK itu sendiri pada dasarnya merupakan kegiatan penilaian yang dilaksanakan secara terpadu dalam kegiatan belajar mengajar yang dilakukan dengan mengumpulkan kerja siswa (portofolio), hasil karya (produk), penugasan (proyek), kinerja (performance), dan tes tertulis (paper and pen). Fokus penilaian diarahkan pada penguasaan kompetensi dan hasil belajar siswa sesuai dengan level pencapaian prestasi siswa.

B.  Manfaat, Keunggulan dan Prinsip Penilaian Berbasis Kelas.
1)  Hasil Penilaian Berbasis Kelas bermanfaat untuk :
  1. Umpan balik bagi siswa dalam mengetahui kemampuan dan kekurangannya sehingga menimbulkan motivasi untuk memperbaiki hasil belajarnya.
  2. Memantau kemajuan dan mendiagnosis kemampuan belajar siswa sehingga memungkinkan dilakukannya pengayaan dan remidiasi untuk memenuhi kebutuhan siswa sesuai dengan kemajuan dan kemampuannya.
  3. Memberikan masukan kepada guru untuk memperbaiki program pembelajarannya di kelas.
  4. Memungkinkan siswa mencapai kompetensi yang telah ditentukan walaupun dengan kecepatan belajar yang berbeda-beda.
2) Keunggulan Penilaian Berbasis Kelas adalah
  1. Pengumpulan informasi kemajuan belajar baik formal maupun non formal diadakan secara terpadu, dalam suasana yang menyenangkan, serta senantiasa memungkinkan adanya kesempatan yang terbaik bagi siswa untuk menunjukkan apa yang diketahui, dipahami dan mampu dikerjakan siswa.
  2. Pencapaian hasil belajar siswa tidak dibandingkan dengan prestasi kelompok (norm reference assessment), tetapi dibandingkan dengan kemampuan sebelumnya kriteria pencapaian kompetensi, standar pencapaian, dan level pencapaian nasional, dalam rangka membantu anak mencapai apa yang ingin dicapai bukan untuk menghakiminya.
  3. Pengumpulan informasi menggunakan berbagai cara, agar kemajuan belajar siswa dapat terdeteksi secara lengkap.
  4. Siswa perlu dituntut agar dapat mengeksplorasi dan memotivasi diri untuk mengerahkan semua potensi dalam menanggapi, mengatasi semua masalah yang dihadapi dengan caranya sendiri, bukan sekedar melatih siswa memilih jawaban yang tersedia.
  5. Untuk menentukan ada tidaknya kemajuan belajar dan perlu tidaknya bantuan secara berencana, bertahap dan berkesinambungan, berdasarkan fakta dan bukti yang cukup akurat.
3)  Prinsip-prinsip Penilaian Berbasis Kelas
  1. Valid, penilaian memberikan informasi yang akurat tentang hasil belajar siswa.
  2. Mendidik, penilaian harus memberikan sumbangan positif terhadap pencapaian belajar siswa.
  3. Berorientasi pada kompetensi, penilaian harus menilai pencapaian kompetensi yang dimaksud dalam kurikulum.
  4. Adil, penilaian harus adil terhadap semua siswa dengan tidak membedakan latar belakang sosial-ekonomi, budaya, bahasa dan gender.
  5. Terbuka, kriteria penilaian dan dasar pengambilan keputusan harus jelas dan terbuka bagi semua pihak.
  6. Berkesinambungan, penilaian dilakukan secara berencana, bertahap dan terus menerus untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan belajar siswa sebagai hasil kegiatan belajarnya.  (Depdiknas, 2002).
C. Ranah Kognitif, Ranah Afektif dan Ranah Psikomotor sebagai Objek Evaluasi Hasil  Belajar. 
1. Ranah Kognitif.

Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut Bloom dalam Sudijono (2003:49) segala upaya yang menyangkut aktifitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Dalam ranah kognitif terdapat 6 (enam) jenjang proses berpikir, mulai dari jenjang yang terendah sampai jenjang yang paling tinggi, yaitu : (a) Pengetahuan (Knowledge),  (b) Pemahaman (Comprehension), (c) Penerapan (Application), (d) Analisis (Analysis. (e) Sintesis (Syntesis), dan (f) Penilaian/penghargaan (Evaluation). Keenam jenjang berpikir  ranah kognitif ini bersifat kontinum dan everlap (tumpang tindih), dimana ranah yang lebih tinggi meliputi semua ranah yang ada di bawahnya. 
2. Ranah Afektif.
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Beberapa pakar menyatakan bhwa sukap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi. Ranah afektif ditaksonomi  menjadi lebih rinci ke dalam 5 (lima) jenjang, yaitu: (a) Menerima atau memperhatikan (Receiving/Attending), (b) menanggapi (Responding), (c) menilai (Valuing). (d) menilai atau menghargai, (e) mengatur (Organization),
3.  Ranah Psikomotor.
Ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.

D. Strategi Penilaian Berbasis Kelas.
Sekalipun tidak selalu sama, namun pada umumnya para pakar dalam bidang evaluasi/ penilaian pendidikan merinci kegiatan evaluasi hasil belajar ke dalam 6 (enam) langkah pokok, yakni:
1.  Menyusun Rencana Evaluasi Hasil Belajar.
Sebelum evaluasi hasil belajar dilaksanakan, harus disusun lebih dahulu perencanaannya secara baik dan matang. Perencanaan evaluasi hasil belajar itu umumnya oleh Sudijono (2003:59) mencakup enam jenis kegiatan, yakni: (a) Merumuskan tujuan dilaksanakannya evaluasi. (b) menetapkan aspek-aspek yang akan dievaluasi, (c) memilih dan menentukan teknik yang akan dipergunakan di dalam pelaksanaan evaluasi, (d)  Menyusun alat-alat pengukur dan penilaian hasil belajar peserta didik, (e) Menentukan tolak ukur, norma atau kriteria yang akan dijadikan pegangan atau patokan dalam memberikan interpretasi terhadap data hasil evaluasi dan (f) Menentukan frekuensi dari kegiatan evaluasi hasil belajar itu sendiri (kapan dan seberapa kali evaluasi hasil belajar itu akan dilaksanakan).
2.  Menghimpun Data.
Dalam evaluasi hasil belajar, wujud nyata dari kegiatan menghimpun data adalah melaksanakan pengukuran, misalnya dengan menyelenggarakan tes hasil belajar (apabila evaluasi hasil belajar itu menggunakan teknik tes), atau melakukan pengamatan, wawancara, atau angket dengan menggunakan instrumen-instrumen tertentu berupa rating scale, check list, interview guide, atau questionnaire (apabila evaluasi hasil belajar menggunakan teknis non tes).
3.  Melakukan Verifikasi Data.
Data yang telah berhasil dihimpun harus disaring lebih dahulu sebelum diolah lebih lanjut. Proses penyaringan itu dikenal dengan istilah penelitian data atau verifikasi data. Verifikasi data dimaksudkan untuk dapat memisahkan data yang “baik” (yaitu data yang dapat memperjelas gambaran yang akan diperoleh mengenai diri individu atau sekelompok individu yang sedang dievaluasi) dari data yang “kurang baik” (yaitu data yang akan menguburkan gambaran yang akan diperoleh apabila data itu ikut serta diolah).
4.   Mengolah dan Menganalisis Data.
Mengolah dan menganalisis hasil evaluasi dilakukan dengan maksud untuk memberikan makna terhadap data yang telah berhasil dihimpun dalam kegiatan evaluasi. Untuk keperluan itu, maka data hasil evaluasi perlu disusun dan diatur sedemikian rupa sehingga “dapat berbicara”. Dalam menggolah dan menganalisis data hasil evaluasi itu dapat dipergunakan teknik statistik dan atau teknik non statistik, tergantung kepada jenis data yang akan diolah atau dianalisis. Dengan analisis statistic misalnya, penyusunan atau pengaturan dan penyajian data lewat tabel-tabel, grafik, atau diagram, perhitungan-perhitungan rata-rata, standar deviasi, pengukuran korelasi, uji benda mean, atau uji benda frekuensi dan sebagainya akan dapat menghasilkan informasi-informasi yang lebih lengkap dan amat berharga.
5.   Memberikan Interpretasi dan Menarik Kesimpulan.
Memberikan interpretasi terhadap data hasil evaluasi belajar pada hakikatnya adalah merupakan verbalisasi dari makna yang terkandung dalam data yang telah mengalami pengolahan dan penganalisisan itu. Atas dasar interpretasi terhadap data hasil evaluasi itu pada akhirnya dapat dikemukakan kesimpulan-kesimpulan tertentu. Kesimpulan-kesimpulan hasil evaluasi itu sudah barang tentu harus mengacu kepada tujuan dilakukannya evaluasi itu sendiri.
6.  Tindak Lanjut Hasil Evaluasi.
Bertitik tolak dari hasil evaluasi yang telah disusun, diatur, diolah, dianalisis dan disimpulkan sehingga dapat diketahui apa makna yang terkandung di dalamnya, maka pada akhirnya evaluator akan mengambil keputusan dan merumuskan kebijakan-kebijakan yang dipandang perlu sebagai tindak lanjut dari kegiatan hasil evaluasi tersebut. Harus senantiasa diingat bahwa setiap kegiatan evaluasi menuntut adanya tindak lanjut yang konkrit. Tanpa diikuti oleh tindak lanjut yang konkrit, maka pekerjaan evaluasi itu hanya akan sampai kepada pernyataan, yang menyatakan bahwa; “saya tahu, bahwa begini dan itu begitu”. Apabila hal seperti itu terjadi, maka kegiatan evaluasi itu sebenarnya tidak banyak membawa manfaat bagi evaluator.

E.  Pelaksanaan Penilaian Berbasis Kelas dalam Proses Pembelajaran.
Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam interaksi tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal yang datang dari diri individu maupun faktor eksternal yang datang dari lingkungan.
Dalam pembelajaran tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik. Umumnya pelaksanaan pembelajaran mencakup 3 (tiga) tahapan yang dalam 3 (tiga) tahapan tersebut dapat dilakukan penilaian kelas. Tiga tahapan dimaksud, antara lain: (1) Pretest (tes awal). (2) Proses Pembelajaran. (3) Postest (tes akhir).

DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas, 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta : Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas.
Depdiknas, 2002. Ringkasan Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah, Jakarta:  Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas.
Hasan Chalijah, 1994.  Dimensi-Dimensi Psikologi Pendidikan. Penerbit : Al-Ikhlas Surabaya
Soetopo H, 2002 :  Pendekatan Joyful Learning Dalam Pembelajaran PLH. Makalah disampaikan Pada seminar Nasional ‘ Pengembangan Program Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup yang Diselenggarakan Oleh Proyek PKLH Ditjen Dikdasmen  Depdiknas Jakarta 20 agustus 2002.
Sudijono, Anas, 2003. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.
Thoha, M. Chabib, 2003. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Undang Undang  RI Nomor 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidkan Nasional (SISDIKNAS). Penerbit :  CITRA UMBARA Bandung

BERBAGI PENGALAMAN BERHARGA : SELEKSI DUTA RUMAH BELAJAR 2020

 Oleh: Willie Anggrian Tabiik pun... Siang itu, hari Jumat, 20 November 2020 pukul 14.33 WIB masuklah pesan berupa file undangan “202019 –...