Friday, September 30, 2011

Tata Tertib Praktikum



1. Tidak diijinkan makan, minum atau menggunakan HP selama praktikum.
2.Tidak diijinkan menerima panggilan dan SMS telepon genggam, terkecuali atas seijin asisten.
3.Wajib mematikan (atau setidaknya silence mode) HP nya masing masing.
4.Wajib menjaga suasana praktikum yang tertib, teratur dan tenang.
5.Diberikan toleransi keterlambatan maksimum 15 menit ( berdasarkan jam di laboratorium), dan tidak diijinkan untuk mengikuti tes awal ( Nilai tes awal =0).
6.Semua jenis keterlambatan diizinkan maksimum 2 x, untuk keterlambatan ke tiga kali tidak diizinkan mengikuti praktikum.
7.Keterlambatan ke empat kali dinyatakan gugur dari praktikum (Nilai praktikum =0). ***
8.Setiap kerusakan alat wajib diganti oleh praktikan, dalam jangka waktu 10 hari. Jika tidak, maka tidak diijinkan mengikuti praktikum selanjutnya dan nilai praktikum=0. ***
9.Praktikan harus melaporkan ketidak hadirannya kepada Kepala Laboratorium dalam waktu satu minggu. Jika tidak, maka tidak dapat melanjutkan praktikum berikutnya. Dan jika dalam waktu dua minggu pratikan tidak juga melapor maka praktikan dinyatakan gugur (Nilai Praktikum=0). ***
10.Praktikum susulan hanya diberikan dengan alasan sakit atau izin yang disetujui Kepala Laboratorium.
11.Permintaan izin paling lambat 3 hari sebelum praktikum, dan atas kebijakan Kepala Laboratorium.
***Kecuali terdapat pertimbangan khusus dari Kepala Laboratorium Fisika.

Prosedur Praktikum



1. Praktikan akan diuji dengan tes lisan berkisar tujuan dan langkah percobaan yang akan dilakukan.
2 Jika dapat menjawab dengan baik, maka akan diberi tes awal tertulis selama 10 menit (bobot 30%).
3.Jika tidak data menjawab, maka akan diminta keluar dari laboratorium untuk belajar dan mempersiapkan diri kembali. Setelah 10 menit akan dipanggil dan diuji tes lisan kembali. Dengan demikian kesempatan mengikuti tes awal menjadi hilang dan Nilai Tes Awal=0.
4.Jika ternyata tidak mampu menjawab, maka tidak diizinkan mengikuti praktikum (Nilai praktikum=0), sedangkan jika mampu menjawab, maka diberikan izin untuk mengikuti praktikum.
5. Praktikan harus mengisi tanda bukti peminjaman alat, lalu menyerahkan kepada asisten.
6. Praktikan wajib mencek kondisi alat dalam keadaan baik di depan asisten. Jika ada yang rusak dan meragukan segera lapor, sehingga akan menghindari kewajiban mengganti alat yang rusak.
7. Praktikan lalu melakukan percobaan sesuai dengan petunjuk praktikum secara mandiri. Asisten hanya bertugas mengarahkan saja (sebagai fasilitator dan penguji saja).
8. Jika semua percobaan data telah selesai, laporkan kepada asisten dan akan diuji tes akhir mengenai percobaan yang telah dilakukan (dapat berbentuk lisan atau tulisan). Bobot tes akhir 70%.

Tuesday, September 27, 2011

I Don't Want To Miss A Thing


(by Aerosmith)

I could stay awake just to hear you breathing
Watch you smile while you are sleeping
While you're far away and dreaming
I could spend my life in this sweet surrender
I could stay lost in this moment forever
Every moment spent with you
Is a moment I treasure

Don't wanna close my eyes
Don't wanna fall asleep
'Cause I'd miss you, baby
And I don't wanna miss a thing
'Cause even when I dream of you
The sweetest dream would never do
I'd still miss you, baby
And I don't wanna miss a thing

Laying close to you
Feeling your heart beating
And I'm wondering what you're dreaming
Wondering if it's me you're seeing
Then I kiss your eyes and thank God we're together
I just wanna stay with you
In this moment forever, forever and ever

Don't wanna close my eyes
Don't wanna fall asleep
'Cause I'd miss you, baby
And I don't wanna miss a thing
'Cause even when I dream of you
The sweetest dream would never do
I'd still miss you, baby
And I don't wanna miss a thing

I don't wanna miss one smile
I don't wanna miss one kiss
I just wanna be with you
Right here with you, just like this
I just wanna hold you close
Feel your heart so close to mine
And just stay here in this moment
For all the rest of time

Don't wanna close my eyes
Don't wanna fall asleep
'Cause I'd miss you, baby
And I don't wanna miss a thing
'Cause even when I dream of you
The sweetest dream would never do
'Cause I'd still miss you, baby
And I don't wanna miss a thing

Don't wanna close my eyes
Don't wanna fall asleep
'Cause I'd miss you, baby
And I don't wanna miss a thing
'Cause even when I dream of you
The sweetest dream would never do
I'd still miss you, baby
And I don't wanna miss a thing

Don't wanna close my eyes
Don't wanna fall asleep, yeah
I don't wanna miss a thing

Sunday, September 25, 2011

Asal Mula Nama-Nama Hari

Sebelum mengenal hari, satu-satunya pembagian waktu adalah bulan, dan ada terlalu banyak hari dalam satu bulan untuk diberi nama sendiri-sendiri. Tetapi ketika manusia mulai membangun kota-kota, mereka ingin mempunyai hari istimewa untuk berdagang, suatu hari pasar. Kadang-kadang hari-hari pasar ini ditetapkan setiap hari kesepuluh, kadang-kadang setiap hari ketujuh atau setiap hari kelima Orang-orang Babilonia memutuskan hari pasar harus jatuh pada hari ketujuh. Pada hari ini mereka tidak bekerja, tetapi bertemu untuk berdagang dan mengadakan upacara-upacara keagamaan.
Bangsa Yahudi mengikuti contoh mereka, tetapi mengkhususkan hari ketujuh untuk keperluaan keagamaan. Dengan demikian hari minggu pun muncul. Hari itu adalah hari antara hari-hari pasar. Bangsa Yahudi memberi nama untuk masing-masing hari dari ketujuh hari itu, tetapi sebenarnya itu adalah hitungan setelah hari Sabat (yaitu hari Sabtu). Misalnya, hari Rabu dinamakan hari keempat (empat hari setelah hari Sabtu).
Ketika Bangsa Mesir menggunakan minggu yang terdiri dari tujuh hari mereka menamakan hari-hari itu menurut nama kelima planet, matahari dan bulan. Bangsa Romawi menggunakan nama-nama Mesir untuk hari-hari mereka dalam seminggu: hari Matahari, hari Bulan, hari planet Mars, hari planet Merkurius, hari planet Yupiter, hari planet Venus, dan hari planet Saturnus.
Bahasa inggris memperoleh nama-nama hari bukan dari Bangsa Romawi tetapi dari Bangasa Anglo-Saxon, yang menamai sebagian besar dari hari-hari menurut nama dewa-dewa mereka, yang kurang lebih sama dengan dewa-dewa Bangsa Romawi. Hari Matahari menjadi ‘Sunnandaeg’, atau Sunday (Minggu). Hari Bulan dinamakan ‘Monandaeg’, atau Monday (Senin). Hari Mars menjadi hari Tiw, yaitu dewa perang mereka. Ini menjadi ‘Tiwesdaeg’, atau Tuesday (Selasa). Bukannya nama Merkurius, nama Dewa Woden diberikan menjadi Wednesday (Rabu). Hari Romawi Yupiter, dewa guntur, menjadi hari guntur Dewa Thor, dan ini menjadi Thursday (Kamis). Hari berikutnya dinamakan Frigg, istri Dewa Odin, dan oleh karena itu kita mempunyai Friday (Jumat). Hari Saturnus menjadi ‘Saeterbsdaeg’, terjemahan dari bahasa Romawi, dan kemudian menjadi Saturday (Sabtu).
Satu hari, biasanya dihitung sebagai jarak antara terbitnya matahari dan terbenamnya matahari. Bangasa Romawi menghitungnya dari tengah malam sampai tengah malam, dan kebanyakan bangsa-bangsa modern menggunakan metode ini.

Di langit pertama ada Bulan, benda langit yang bergerak tercepat sehingga disimpul-kan sebagai yang paling dekat. Langit kedua ditempati Merkurius (Bintang Utarid). Venus (Bintang Kejora) berada di langit ketiga. Sedang-kan matahari ada di langit keempat. Di langit kelima ada Mars (Bintang Marikh). Di langit keenam ada Jupiter (Bintang Musytari). Langit ketujuh ditempati Saturnus (Bintang Siarah/Zuhal). Inilah keyakinan lama yang menganggap Bumi sebagai pusat alam semesta.

Orang-orang dahulu (khususnya Romawi dan Yunani) juga percaya bahwa ketujuh benda langit itu adalah dewa-dewa yang memengaruhi kehidupan di Bumi. Pengaruh-nya bergantian dari jam ke jam, dengan urutan mulai dari yang terjauh (menurut pengetahuan mereka) yaitu Saturnus, sampai yang terdekat yakni Bulan.

Pada jam 00.00, Saturnus-lah yang dianggap berpengaruh pada kehidupan manusia. Karena itu, hari pertama disebut Saturday (hari Saturnus) dalam bahasa Inggris, atau Sabtu dalam bahasa Indonesia. Ternyata, jika kita menghitung hari sampai tahun 1 Masehi, tanggal 1 Januari tahun 1, memang jatuh pada hari Sabtu.

Bila diurut selama 24 jam, jam 00.00 berikut-nya jatuh pada Matahari. Jadi-lah hari itu sebagai hari Matahari (Sunday).

Setelah Sun’s day adalah Moon’s day (Monday).

Hari berikut-nya adalah Tiw’s day (Tuesday). Tiw adalah nama Anglo-Saxon untuk Dewa Mars (dewa perang Romawi kuno).

Berikut-nya adalah Woden’s day (Wednesday). Woden adalah nama Anglo-Saxon untuk Dewa Merkurius (dewa perdagangan Romawi kuno).

Berikut-nya lagi Thor’s day (Thursday). Thor adalah nama Anglo-Saxon untuk Dewa Jupiter (dewa Petir, raja para dewa Romawi).

Terakhir adalah Freyja’s day (Friday). Freyja adalah nama Anglo-Saxon untuk Dewi Venus (dewi kecantikan Rowawi kuno).

Jumlah hari yang ada tujuh itu, dalam bahasa Arab, nama-nama hari-nya disebut berdasarkan urutan: satu, dua, tiga, sampai tujuh, yakni ahad, itsnain, tsalatsah, arba’ah, khamsah, sittah, dan sab’ah.

Bahasa Indonesia mengikuti penamaan Arab ini, sehingga menjadi Ahad, Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jum’at, dan Sabtu. Hari keenam disebut secara khusus: Jum’at, sebab itu-lah penamaan yang diberi-kan Allah di dalam Al-Qur’an, yang menunjuk-kan ada-nya kewajiban shalat Jum’at berjamaah.

Penamaan Minggu berasal dari bahasa Portugis, Dominggo, yang berarti hari Tuhan. Ini berdasarkan kepercayaan Kristen bahwa pada hari itu Yesus bangkit. Tetapi, orang Islam tidak mempercayai hal itu (berbeda agama maka beda pula cerita yang dicerita-kan agama masing-masing), sehingga lebih menyukai pemakaian “Ahad” daripada “Minggu”.

Friday, September 23, 2011

CARA MEMBEDAKAN DAGING SAPI DENGAN DAGING BABI

Ada beberapa perbedaan mendasar antara daging babi dan sapi. Dr. Ir. Joko Hermanto, guru besar departemen Ilmu dan Teknologi Pangan IPB, mengatakan bahwa secara kasat mata ada lima aspek yang terlihat berbeda antara daging babi dan sapi yaitu warna, serat daging, tipe lemak, aroma dan textur. Atas dasar itu fokus pengamatan kami diarahkan pada lima aspek tersebut.

1. Dari segi warna



Terlihat daging babi memiliki warna yang lebih pucat dari daging sapi (lihat gambar 1), warna daging babi mendekati warna daging ayam. Namun perbedaan ini tak dapat dijadikan pegangan, karena warna pada daging babi oplosan biasanya dikamuflase dengan pelumuran darah sapi, walau kamuflase in dapat dihilangkan dengan perendaman dengan air. Selain itu, ada bagian tertentu dari daging babi yang warnanya mirip sekali dengan daging sapi sehingga sangat sulit membedakannya.

2. Dari segi serat daging


Perbedaan terlihat dengan jelas antara kedua daging. Pada sapi, serat-serat daging tampak padat dan garis-garis seratnya terlihat jelas. Sedangkan pada daging babi, serat-seratnya terlihat samar dan sangat renggang. Perbedaan ini semakin jelas ketika kedua daging direnggangkan bersama (lihat gambar 2).

3. Dari penampakkan lemak

Perbedaan terdapat pada tingkat keelastisannya. Daging babi memiliki tekstur lemak yang lebih elastis sementara lemak sapi lebih kaku dan berbentuk. Selain itu lemak pada babi sangat basah dan sulit dilepas dari dagingnya sementara lemak daging agak kering dan tampak berserat (lihat gambar 3).

Namun kita harus hati-hati pula bahwa pada bagian tertentu seperti ginjal, penampakkan lemak babi hampir mirip dengan lemak sapi.

4. Dari segi tekstur


Daging sapi memiliki tekstur yang lebih kaku dan padat dibanding dengan daging babi yang lembek dan mudah diregangkan (lihat gambar 4). Melalui perbedaan ini sebenarnya ketika kita memegangnya pun sudah terasa perbedaan yang nyata antar keduanya karena terasa sekali daging babi sangat kenyal dan mudah di “biye” kan. Sementara daging sapi terasa solid dan keras sehingga cukup sulit untuk diregangkan

5. Dari segi aroma
Terdapat sedikit perbedaan antara keduanya. Daging babi memiliki aroma khas tersendiri, sementara aroma daging sapi adalah anyir seperti yang telah kita ketahui. Segi bau inilah yang -menurut pak Joko- sebenarnya senjata paling ampuh untuk membedakan antar kedua daging ini. Karena walaupun warna telah dikamuflase dan dicampur antar keduanya, namun aroma kedua daging ini tetap dapat dibedakan. Sayangnya kemampuan membedakan melalui aromanya ini membutuhkan latihan yang berulang-ulang karena memang perbedaannya tidak terlalu signifikan.

6. Karakteristik secara Umum
Secara umum karakteristk daging babi ternak dan babi hutan (celeng) mirip satu sama lain, sementara daging babi memiliki perbedaan yang cukup banyak dengan daging sapi. Namun ketika kedua jenis daging tersebut telah dicampurkan, apalagi setelah dikamuflase dengan darah sapi, keduanya (daging babi dan sapi) menjadi sangat sulit untuk dibedakan.

Thursday, September 22, 2011

Potensial Listrik (Indonesian Electric Potential)

Electric potential is the potential energy per unit of charge associated with a static (time-invariant) electric field, also called the electrostatic potential, typically measured in volts. It is a scalar quantity.

There is also a generalized electric scalar potential that is used in electrodynamics when time-varying electromagnetic fields are present. This generalized electric potential cannot be simply interpreted as a potential energy, however.

Contents
1 Explanation
2 Introduction
3 Mathematical introduction
4 Generalization to electrodynamics
5 Special cases and computational devices
6 Applications in electronics
7 Units

Explanation
Electric potential may be conceived of as "electric pressure". Where this "pressure" is uniform, no current flows and nothing happens. This is similar to why people do not feel normal atmospheric air pressure: there is no difference between the pressure inside the body and outside, so nothing is felt. However, where this electrical pressure varies, it produces an electric field, which will create a force on charged particles.

Mathematically, it is the potential φ (a scalar field) associated with the conservative electric field () that occurs when the magnetic field is time invariant (so that from Faraday's law of induction).

Like any potential function, only the potential difference (voltage) between two points is physically meaningful (neglecting quantum Aharonov-Bohm effects), since any constant can be added to φ without affecting (gauge invariance).

The electric potential φ is therefore measured in units of energy per unit of electric charge. In SI units, this is:

joules/coulombs = volts.
The electric potential can also be generalized to handle situations with time-varying potential fields, in which case the electric field is not conservative and a potential function cannot be defined everywhere in space. There, an effective potential drop is included, associated with the inductance of the circuit. This generalized potential difference is also called the electromotive force (emf).

Introduction
Objects may possess a property known as electric charge. An electric field exerts a force on charged objects, accelerating them in the direction of the force, in either the same or the opposite direction of the electric field. If the charged object has a positive charge, the force and acceleration will be in the direction of the field. This force has the same direction as the electric field vector, and its magnitude is given by the size of the charge multiplied with the magnitude of the electric field.

Classical mechanics explores the concepts such as force, energy, potential etc. in more detail.

Force and potential energy are directly related. As an object moves in the direction that the force accelerates it, its potential energy decreases. For example, the gravitational potential energy of a cannonball at the top of a hill is greater than at the base of the hill. As the object falls, that potential energy decreases and is translated to motion, or inertial (kinetic) energy.

For certain forces, it is possible to define the "potential" of a field such that the potential energy of an object due to a field is dependent only on the position of the object with respect to the field. Those forces must affect objects depending only on the intrinsic properties of the object and the position of the object, and obey certain other mathematical rules.

Two such forces are the gravitational force (gravity) and the electric force in the absence of time-varying magnetic fields. The potential of an electric field is called the electric potential.

The electric potential and the magnetic vector potential together form a four vector, so that the two kinds of potential are mixed under Lorentz transformations.

Mathematical introduction
The concept of electric potential (denoted by: φ, φE or V) is closely linked with potential energy, thus:

UE = qφ
where UE is the electric potential energy of a test charge q due to the electric field. Note that the potential energy and hence also the electric potential is only defined up to an additive constant: one must arbitrarily choose a position where the potential energy and the electric potential is zero.

The proper definition of the electric potential uses the electric field :

where E is equal to the electric field, ds is an unknown, and 'C' is an arbitrary path connecting the point with zero potential to the point under consideration. When , the line integral above does not depend on the specific path C chosen but only on its endpoints. Equivalently, the electric potential determines the electric field via its gradient:


and therefore, by Gauss's law, the potential satisfies Poisson's equation:


where ρ is the total charge density (including bound charge).

Note: these equations cannot be used if , i.e., in the case of a nonconservative electric field (caused by a changing magnetic field; see Maxwell's equations). The generalization of electric potential to this case is described below.


Generalization to electrodynamics
When time-varying magnetic fields are present (which is true whenever there are time-varying electric fields and vice versa), one cannot describe the electric field simply in terms of a scalar potential φ because the electric field is no longer conservative: is path-dependent because .

Instead, one can still define a scalar potential by also including the magnetic vector potential . In particular, is defined by:


where is the magnetic flux density. One can always find such an because (the absence of magnetic monopoles). Given this, the quantity is a conservative field by Faraday's law and one can therefore write:


where φ is the scalar potential defined by the conservative field .

The electrostatic potential is simply the special case of this definition where is time-invariant. On the other hand, for time-varying fields, note that , unlike electrostatics.

Note that this definition of φ depends on the gauge choice for the vector potential (the gradient of any scalar field can be added to without changing ). One choice is the Coulomb gauge, in which we choose . In this case, we obtain , where ρ is the charge density, just as for electrostatics. Another common choice is the Lorenz gauge, in which we choose to satisfy .


Special cases and computational devices
The electric potential at a point due to a constant electric field can be shown to be:


The electric potential created by a point charge q, at a distance r from the charge, can be shown to be, in SI units:


The electric potential due to a system of point charges is equal to the sum of the point charges' individual potentials. This fact simplifies calculations significantly, since addition of potential (scalar) fields is much easier than addition of the electric (vector) fields.

The electric potential created by a tridimensional spherically symmetric gaussian charge density ρ(r) given by:


where q is the total charge, is obtained by solving the Poisson's equation (in cgs units):


The solution is given by:


where erf(x) is the error function. This solution can be checked explicitly by a careful manual evaluation of . Note that, for r much greater than σ, erf(x) approaches unity and the potential approaches the point charge potential seen above, as expected.


Applications in electronics
This electric potential, typically measured in volts, provides a simple way to analyze electric circuits without requiring detailed knowledge of the circuit shape or the fields within it.

The electric potential provides a simple way to analyze electrical networks with the help of Kirchhoff's voltage law, without solving the detailed Maxwell's equations for the fields of the circuit.


Units
The SI unit of electric potential is the volt (in honour of Alessandro Volta), which is so widely used that the terms voltage and electric potential are almost synonymous. Older units are rarely used nowadays. Variants of the centimeter gram second system of units included a number of different units for electric potential, including the abvolt and the statvolt.

Sumber: Artikel yang di Poskan oleh Drs. Partono, M.Pd dalam blognya KEMAGNETAN

10 Negara dengan Kecepatan Download Tertinggi

Sebuah penelitian memaparkan peringkat negara-negara di dunia dalam soal kecepatan download internet. Hasilnya, Korea Selatan berhasil memuncaki daftar. Bagaimana dengan Indonesia?

Penelitian tersebut digelar oleh Pando Networks, perusahaan content delivery. Seperti dikutip detikINET dari AFP, Kamis (22/9/2011), studi ini berbasis 27 juta download di 20 juta komputer pada 224 negara yang berlangsung bulan Juni 2011.

Berdasarkan penelitian ini, rata-rata kecepatan download secara global adalah 580 KBps. Berikut daftar 10 besar negara dengan kecepatan tertinggi:

1. Korea Selatan: 2.202 KBps
2. Rumania: 1.909 KBps
3. Bulgaria: 1.611KBps
4. Lithuania: 1.463 KBps
5. Latvia: 1.377 KBps
6. Jepang: 1.364 KBps
7. Swedia: 1.234 KBps
8. Ukraina: 1.190 KBps
9. Denmark: 1.020 KBps
10. Hong Kong: 992 KBps

Menariknya, beberapa negara yang terhitung maju ternyata punya kecepatan download relatif rendah. Amerika Serikat berada di peringkat 26 dengan 606 KBps. Kemudian Inggris 599 KBps, Perancis 604 KBps ataupun Kanada dengan 579 KBps.

"Meski secara umum negara maju melampaui negara berkembang, namun negara dengan nama besar seperti Amerika Serikat, Inggris, Perancis, China dan Kanada bahkan tidak cukup dekat dengan predikat tercepat," kata Robert Levitan, Chief Executive Pando.

Bagaimana Indonesia? Dari peta interaktif ini, Indonesia punya kecepatan download rata-rata 129 KBps. Dibanding negara Asia Tenggara lain, Tanah Air sedikit kalah. Malaysia tercatat 179 KBps, Singapura 335 KBps, Thailand 268 KBps, Vietnam 374 KBps atau Filipina 213 KBps. Untuk kecepatan download terendah dipegang oleh Kongo dengan 13 KBps.


Sumber: http://www.detikinet.com/

Wednesday, September 21, 2011

Hal-Hal Dianggap Sama Tapi Beda

1. Kodok vs Katak



Ada garis tipis yang memisahkan katak (frog) dengan kodok (toad). Jika melihat foto ini, kamu mungkin beranggapan bahwa kodok adalah sejenis katak yang disuntik steroid. Padahal keduanya adalah hewan yang berbeda famili. Ya, berbeda.


Bagaimana membedakan kodok dan katak? Menurut ilmu perkodokan yang ada di sini. Katak itu berasal dari banyak famili, bertubuh langsing, berkulit tipis dan basah, serta punya loncatan yang jauh karena kaki belakangnya panjang. Sementara kodok berasal dari famili Bufonidae, bertubuh gempal, berkulit tebal dan kering, serta berkaki belakang pendek.


Kenapa kodok dan katak tergolong amfibi? Karena mereka hidup di air dan di darat. Kenapa katak bisa melompat jauh? Karena kaki belakangnya panjang dan kuat. Kenapa kodok kalau nyebrang rel kereta api juga melompat? Soalnya kalau muter jauh...





2. Kaisar vs Raja



Yang satu ini rada mbulet. Namun ekplanasi paling memuaskan yang saya dapatkan adalah raja memimpin sebuah bangsa, sementara kaisar memimpin sejumlah bangsa. Wilayah yang dipimpin raja disebut kerajaan (kingdom), sedangkan kaisar memimpin kekaisaran (empire).

Ada kisah Injil yang layak jadi contoh. Raja Herodes adalah raja Yudea, Yudea sendiri merupakan sebuah kerajaan (bangsa) yang eksis di bawah kekaisaran Romawi yang pada waktu itu dipimpin oleh Kaisar Agustus. Yudea merupakan sebuah kerajaan bagi satu bangsa, sementara itu Romawi adalah kekaisaran yang menguasai banyak bangsa dan kerajaan, termasuk Yudea.

Contoh lainnya yaitu Kerajaan Inggris (United Kingdom), yang meliputi Britania Raya dan Irlandia Utara, juga punya istilah Kekaisaran Inggris (British Empire). Bedanya British Empire tak meliputi Britania Raya dan Irlandia Utara saja, namun juga jajahan Inggris, seperti India dan Kanada.



3. Psikolog vs Psikiater





Yang satu ini sempat ditanyakan sobat saya : ke yang manakah dia harus pergi untuk mengatasi masalahnya? Tentu saja tergantung masalahnya. Keduanya profesi yang berbeda.

Psikolog adalah ahli psikologi. Tugasnya melayani curhatan serta konsultasi psikologi. Sementara itu, psikiater adalah dokter (barangkali karena sama-sama ada ‘ter-nya). Jadi psikiater itu dapat juga disebut dokter kejiwaan. Dengan demikian, tentu saja psikiater mempunyai hak memberikan resep, misalnya obat anti-depressan, sementara psikolog tidak.

Perbedaan lain? psikolog itu lulusan psikologi. Sementara psikiater itu lulusan kedokteran. Apabila kamu dipaksa ke psikolog barangkali kamu butuh curhat, sementara jika kamu dipaksa ke psikiater boleh jadi kamu butuh treatment sakit jiwa.






4. Sinterklaas vs Santa Claus



Santa Claus adalah sosok yang tinggal di Kutub Utara. Sementara Sinterklaas merupakan tokoh dongeng Belanda yang dikisahkan tinggal di sebuah kastil di Spanyol. Keduanya memberi hadiah kepada anak-anak yang baik. Santa Claus ingin kita meninggalkan kue untuk dia tukarkan dengan hadiahnya. Sementara Sinterklaas? Kita diharuskan menaruh rumput di sepatu untuk kudanya. Nah, rumput itu nantinya akan ditukar dengan hadiah Natal bagi umat Kristen.
Sinterklaas lebih mendominasi pasar di Indonesia, bukan Santa Claus. Oh ya, soal hukuman untuk anak-anak nakal, Santa Claus akan menukar kue dengan batu arang. Sementara Sinterklaas lebih sadis, dia akan menyuruh piet hitam untuk memasukkan si nakal ke dalam karung. Lucu, eh?



5. Vihara vs Klentheng



Dua hal ini sering dicampuradukkan. Vihara itu Bahasa Indonesia sementara Klentheng adalah Bahasa Jawa. Namun ternyata faktanya tidak sesederhana itu.

Singkatnya, Vihara adalah rumah ibadah umat Buddha sementara klentheng adalah rumah ibadah umat Tridharma. Tridharma adalah gabungan Buddha, Kong Hu Chu, dan Taoisme. Pada zaman orde baru, dua agama terakhir tadi tidak diakui pemerintah meskipun jumlah pengikutnya cukup signifikan. Akibatnya, mereka meleburkan tempat ibadahnya bersama vihara Buddha. Ketiganya menamai diri mereka dengan sebutan Tridharma (tiga ajaran).

Klentheng masih tetap eksis meskipun agama Kong Hu Chu kini sudah diakui pemerintah. Tempat ibadah khusus umat Kong Hu Chu disebut dengan istilah Lithang. Jadi jangan lupa kalau melihat tempat ibadah yang serba merah meriah, besar kemungkinan itu milik umat Tridharma.

Sunday, September 18, 2011

Rumus Konversi atau Merubah Suhu Celcius, Fahrenheit, Reamur, dan Kelvin

Terdapat 4 jenis satuan suhu/temperatur yang sering dipakai di seluruh dunia yaitu Celcius, Reamur, Fahrenheit, dan Kelvin. Satuan Internasional untuk satuan suhu adalah Kelvin karena pada suhu 0 Kelvin, energi atom berada pada level paling rendah (minimum). Tidak ada lagi kuantum energi yang lebih rendah yang bisa dimiliki oleh sebuah atom selain level energi tersebut.


Untuk merubah/konversi suhu ke berbagai satuan, Anda dapat menggunakan rumus berikut:

A. Rumus merubah celcius ke kelvin
= Celcius + 273,15
B. Rumus merubah celcius ke reamur
= Celcius x 0,8
C. Rumus merubah reamur ke celcius
= Rheamur x 1,25
D. Rumus merubah celcius ke fahrenheit
= (Celcius x 1,8) + 32
E. Rumus merubah fahrenheit ke celcius
= (Fahrenheit – 32) / 1,8
F. Rumus merubah rheamur ke fahrenheit
= (Rheamur x 2,25) + 32
Yang perlu kita ketahui adalah perbandingan suhu antara celcius, reamur dan fahrenheit adalah 5 : 4 : 9. Khusus untuk farenheit perlu ditambah 32 untuk perubahnnya. Perubahan lain bisa melakukan penyesuaian rumus di atas.
Tambahan :

  • Satuan derajat temperatur suhu adalah dengan lambang derajat, yaitu pangkat nol setelah angka suhu dan diikuti dengan jenis standarnya. Misalnya C untuk celcius, R untuk reamur dan F untuk fahrenheit. Namun untuk Kelvin tidak membutuhkan pangkat nol setelah angka satuan suhu.
  • Alat untuk mengukut temperatur suhu memiliki nama termometer. Termometer adalah tabung kaca yang didalamnya terdapat cairan raksa atau alkohol. Semakin rendah suhu maka cairan raksa maupun alkohol akan menciut dan mengembang jika suhu kian tinggi.
  • Masalah suhu biasanya dipelajari pada mata pelajaran ipa fisika dan kimia.

Saturday, September 10, 2011

Standar Kompetensi Guru

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 tentang Guru, pasal 2 disebutkan bahwa Guru wajib memiliki Kualifikasi Akademik, Kompetensi, Sertifikat Pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Kompetensi yang dimaksud adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai dan diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.
Kompetensi Guru sebagaimana dimaksud meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Kompetensi Guru bersifat holistik.

1. Kompetensi pedagogik
Kompetensi pedagogik yang dimaksud yakni kemampuan pemahaman tentang peserta didik secara mendalam dan penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik. Pemahaman tentang peserta didik meliputi pemahaman tentang psikologi perkembangan anak sedangkan Pembelajaran yang mendidik meliputi kemampuan merancang pembelajaran, mengimplementasikan pembelajaran, menilai proses dan hasil pembelajaran, dan melakukan perbaikan secara berkelanjutan. Sedangkan menurut PP tentang Guru, bahwasanya kompetensi pedagogik guru merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi:
a. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan.
Guru memiliki latar belakang pendidikan keilmuan sehingga memiliki keahlian secara akademik dan intelektual. Merujuk pada sistem pengelolaan pembelajaran yang berbasis subjek (mata pelajaran), guru seharusnya memiliki kesesuaian antara latar belakang keilmuan dengan subjek yang dibina. Selain itu, guru memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam penyelenggaraan pembelajaran di kelas. Secara otentik kedua hal tersebut dapat dibuktikan dengan ijazah akademik dan ijazah keahlian mengajar (akta mengajar) dari lembaga pendidikan yang diakreditasi pemerintah.
b. Pemahaman terhadap peserta didik.
Guru memiliki pemahaman akan psikologi perkembangan anak, sehingga mengetahui dengan benar pendekatan yang tepat yang dilakukan pada anak didiknya. Guru dapat membimbing anak melewati masa-masa sulit dalam usia yang dialami anak. Selain itu, Guru memiliki pengetahuan dan pemahaman terhadap latar belakang pribadi anak, sehingga dapat mengidentifikasi problem-problem yang dihadapi anak serta menentukan solusi dan pendekatan yang tepat.
c. Pengembangan kurikulum/silabus.
Guru memiliki kemampuan mengembangkan kurikulum pendidikan nasional yang disesuaikan dengan kondisi spesifik lingkungan sekolah.
d. Perancangan pembelajaran.
Guru memiliki merencanakan sistem pembelajaran yang memanfaatkan sumber daya yang ada. Semua aktivitas pembelajaran dari awal sampai akhir telah dapat direncanakan secara strategis, termasuk antisipasi masalah yang kemungkinan dapat timbul dari skenario yang direncanakan.
e. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis.
Guru menciptakan situasi belajar bagi anak yang kreatif, aktif dan menyenangkan. Memberikan ruang yang luas bagi anak untuk dapat mengeksplor potensi dan kemampuannya sehingga dapat dilatih dan dikembangkan.
f. Pemanfaatan teknologi pembelajaran.
Dalam menyelenggarakan pembelajaran, guru menggunakan teknologi sebagai media. Menyediakan bahan belajar dan mengadministrasikan dengan menggunakan teknologi informasi. Membiasakan anak berinteraksi dengan menggunakan teknologi.
g. Evaluasi hasil belajar.
Guru memiliki kemampuan untuk mengevaluasi pembelajaran yang dilakukan meliputi perencanaan, respon anak, hasil belajar anak, metode dan pendekatan. Untuk dapat mengevaluasi, guru harus dapat merencanakan penilaian yang tepat, melakukan pengukuran dengan benar, dan membuat kesimpulan dan solusi secara akurat.
h. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Guru memiliki kemampuan untuk membimbing anak, menciptakan wadah bagi anak untuk mengenali potensinya dan melatih untuk mengaktualisasikan potensi yang dimiliki.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kemampuan ini adalah dengan melaksanakan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas, berbasis pada perencanaan dan solusi atas masalah yang dihadapi anak dalam belajar. Sehingga hasil belajar anak dapat meningkat dan target perencanaan guru dapat tercapai. Pada prinsipnya, Kesemua aspek kompetensi pedagogik di atas senantiasa dapat ditingkatkan melalui pengembangan kajian masalah dan alternatif solusi.

2. Kompetensi Pribadi.
Guru sering dianggap sebagai sosok yang memiliki kepribadian ideal. Oleh karena itu, pribadi guru sering dianggap sebagai model atau panutan (yang harus digugu dan ditiru). Sebagai seorang model guru harus memiliki kompetensi yang berhubungan dengan pengembangan kepribadian (personal competencies), di antaranya: (1) kemampuan yang berhubungan dengan pengalaman ajaran agama sesuai dengan keyakinan agama yang dianutnya; (2) kemampuan untuk menghormati dan menghargai antar umat beragama; (3) kemampuan untuk berperilaku sesuai dengan norma, aturan, dan sistem nilai yang berlaku di masyarakat; (4) mengembangkan sifat-sifat terpuji sebagai seorang guru misalnya sopan santun dan tata karma dan; (5) bersikap demokratis dan terbuka terhadap pembaruan dan kritik.

3. Kompetensi Profesional.
Kompetensi profesional adalah kompetensi atau kemampuan yang berhubungan dengan penyesuaian tugas-tugas keguruan. Kompetensi ini merupakan kompetensi yang sangat penting. Oleh sebab langsung berhubungan dengan kinerja yang ditampilkan. Oleh sebab itu, tingkat keprofesionalan seorang guru dapat dilihat dari kompetensi sebagai berikut: (1) kemampuan untuk menguasai landasan kependidikan, misalnya paham akan tujuan pendidikan yang harus dicapai baik tujuan nasional, institusional, kurikuler dan tujuan pembelajaran; (2) pemahaman dalam bidang psikologi pendidikan, misalnya paham tentang tahapan perkembangan siswa, paham tentang teori-teori belajar; (3) kemampuan dalam penguasaan materi pelajaran sesuai dengan bidang studi yang diajarkannya; (4) kemampuan dalam mengaplikasikan berbagai metodologi dan strategi pembelajaran; (5) kemampuan merancang dan memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar; (6) kemampuan dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran; (7) kemampuan dalam menyusun program pembelajaran; (8) kemampuan dalam melaksanakan unsur penunjang, misalnya administrasi sekolah, bimbingan dan penyuluhan dan; (9) kemampuan dalam melaksanakan penelitian dan berpikir ilmiah untuk meningkatkan kinerja.

4. Kompetensi Sosial Kemasyarakatan.
Kompetensi ini berhubungan dengan kemampuan guru sebagai anggota masyarakat dan sebagai makhluk sosial, meliputi: (1) kemampuan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman sejawat untuk meningkatkan kemampuan profesional; (2) kemampuan untuk mengenal dan memahami fungsi-fungsi setiap lembaga kemasyarakatan dan; (3) kemampuan untuk menjalin kerja sama baik secara individual maupun secara kelompok.

BERBAGI PENGALAMAN BERHARGA : SELEKSI DUTA RUMAH BELAJAR 2020

 Oleh: Willie Anggrian Tabiik pun... Siang itu, hari Jumat, 20 November 2020 pukul 14.33 WIB masuklah pesan berupa file undangan “202019 –...